Sunday, May 20, 2007

Bung Karno Vs Tiga Besar (2)

Bung Karno Vs Tiga Besar (2)
Oleh Budiarto Shambazy
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/12/utama/3499392.htm===========================
Bung Karno percaya hubungan pribadi antarpemimpin berpengaruh padapergaulan internasional. Ia pelopor Konferensi Asia-Afrika 1955 danmerasa jadi duta Gerakan Nonblok menghadapi Presiden AS DwightEisenhower (1953-1961), Sekjen PKUS Nikita Khrushchev (1953-1964), danKetua PKC Mao Zedong (1945-1976).
Setahun setelah KAA, ia diundang Eisenhower ke AS, September 1956.Setelah itu bertemu Mao di Beijing serta Khrushchev di Moskwa.
Bung Karno (BK) marah ditelantarkan 10 menit sebelum diterimaEisenhower. Hubungan mereka buruk karena Eisenhower mendukungpemberontakan PRRI/Permesta dan memerintahkan CIA membunuh BK.
Hubungan pribadi BK dengan Mao atau Khrushchev hanyalah basa-basi. Maomalah sering mengundang Ketua Umum PKI DN Aidit ke Beijing, Khrushchevlebih tertarik menumpahkan senjata untuk TNI.
Setelah PRRI/Permesta, hubungan BK-Presiden John F Kennedy (1961-1963)amat akrab. Waktu di Washington DC tahun 1961, BK merasa cocok denganJFK—beda dengan Eisenhower yang dianggap contoh ideal “the ugly America”.
JFK menghadiahi BK sebuah heli Sikorsky. Mereka bergosip tentang sexbomb seperti Gina Lollobrigida walau JFK sempat tersinggung saat BKmenawari Jacqueline Kennedy berkunjung sendirian ke RI.
Tiga Besar enggan kehilangan RI karena nilai strategisnya sama denganIndochina. Asumsi JFK, kehadiran pangkalan komunis di Jawa-Sumateramelemahkan kekuatan pakta militer SEATO (Southeast Asia TreatyOrganization).
RI yang pro-Soviet atau China akan mengisolir Australia-Selandia Barudari pengawasan Barat. Soviet dan China mengincar RI lewat strategi“Lompat Katak”: lebih mudah mengomuniskan Daratan Asia Tenggara jikaRI ada di bawah pengaruh satelit mereka.
Siapa pun yang menguasai RI mengontrol Samudra India dan Pasifik. RIibarat kolam renang besar dengan air susu yang digemari tua-muda.
Hubungan China-Soviet terganggu setelah Khrushchev menyepakatipeaceful coexitence dengan AS. Mao tersinggung kepada BK yang mengusirwarga stateless China tahun 1959-1960.
Sebagian dari senjata Soviet yang komitmennya akan mencapai lebih darisemiliar dollar AS merupakan sejumlah rudal darat-ke-darat yangbernama Kuba. Peralatan militer dari Soviet itulah yang digunakan TNIuntuk menyerbu ke Semenanjung Malaysia saat puncak Konfrontasi tahun 1964.
China tak mau kalah. Mao berjanji mengalihkan teknologi senjata nuklirjika China diizinkan melakukan uji coba senjata nuklir di bawah lautdi wilayah perairan sekitar Irian Barat atau di sekitar Pulau Mentawai.
Giliran JFK yang tak mau ketinggalan langkah. Lewat program Atom forPeace, ia meminjamkan 2,3 kg uranium untuk pengembangan reaktor nuklirmilik ITB di Bandung. Pada tahun 1965 reaktor yang bertujuan damai itusudah operasional sampai 25 persen.
JFK bermaksud BK boleh mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuanperdamaian. Reaktor itu secara rutin diperiksa IAEA, tetapi BKditengarai mempunyai agenda tersembunyi ingin menjadikan RI goingnuclear alias menjadi negara bersenjata nuklir.
Sejak 1964, BK rajin menyuplai berbagai jenis senjata ke sejumlahnegara Afrika yang memerangi rezim-rezim antek bekas negara-negarapenjajah. Di daerah Kemayoran ada Jalan Patrice Lumumba, PM Kongo yangjuga pejuang antikolonialisme Belgia yang dikudeta rekannya sendiritahun 1960.
BK mengundang latihan serdadu yang datang dari Korea Utara, Vietcong(Vietnam Utara), maupun Laos yang beruntung mendapatkan keahliantempur dari TNI. Pilot-pilot dari Kamboja dan Burma berlatihmenerbangkan pesawat tempur buatan Soviet, MiG-17, di sini.
Tahun 1965 RI menyuplai berbagai jenis MiG dan kapal-kapal peranguntuk Pakistan yang ketika itu terlibat perang melawan India. BKmemilih Pakistan karena ia berencana merekrut negeri Islam itu untukbergabung ke poros Jakarta-Hanoi-Beijing-Pyongyang.
Nah, satu-satunya pemimpin Barat yang prihatin menyaksikan BK danselalu mengulurkan tangan adalah JFK. Ia beberapa kali menekan Inggrisuntuk mengalah dari BK, terutama dalam soal rencana Inggris mendirikanpangkalan militer di Singapura.
JFK berkali-kali “menginjak kaki” Belanda dalam perundingan mengenaiIrian Barat. Bekas penjajah ini sejak 1945 jadi “tukang nébéng” yangtak rela meninggalkan RI yang kaya raya.
Dua bekas jajahan Inggris, Malaysia dan Singapura, sejak dulu mauambil untung dari RI. Seperti kata pepatah, “Rumput tetangga lebihhijau daripada rumput sendiri”.
Setelah JFK tewas, Presiden Lyndon Johnson (1963-1969) melonggarkankomitmen. Ia mengurangi keterlibatan karena berbagai alasan, terutamasukarnya menghindari risiko RI jadi komunis.
Ilmuwan Guy Paker dan Henry Brands dan mantan Kepala Stasiun CIA diJakarta Hugh Tovar membantah AS mendalangi peristiwa G30S. Walausenang PKI ditumpas, mereka kaget Orde Baru membantai ratusan ribukorban tak bersalah.
Bulu kuduk media massa AS merinding melihat amok massa itu. Partaikomunis, sosialis, dan liberal di AS idem ditto.
BK memikul beban berat mengatur bangsa yang perangainya unmanageableini. Andai ia yakin pada demokrasi dan keberagaman, dua ciri utamakedua bangsa, nasib dia bisa berbeda.
Telah terbukti AS sekutu demokratis yang terbaik, bahkan dalammenghadapi musuh-musuh dalam selimut yang masih berkeliaran. Pelajaranterpenting: tak perlu tiap sebentar histeris meneriakkan slogananti-Amerika.

No comments: