Saturday, September 01, 2007

Soekarwo Klaim yang Paling Berhak Kantongi Tiket PDIP

Sabtu, 01/09/2007 20:31 WIB
Jelang Pilgub Jatim

Syamsul Hadi - DetikSurabaya

Kediri - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur, yang juga bakal calon gubernur dari PDIP, Soekarwo masih yakin akan mengantongi rekomendasi Ketua Umum Megawati Sukarnoputri untuk maju dalam pemilihan gubernur 2008. Artinya calon dari kader PDIP sendiri, Sutjipto bakal tersisih.

Keyakinan akan mendapatkan rekomendasi tersebut diungkapkan Soekarwo saat menghadiri Halaqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Sabtu (1/9/2007).

Pak De Karwo -demikian biasa dipanggil- merasa dirinya orang yang berhak penuh untuk mendapatkan rekomendasi PDIP. Keyakinan ini didasarkan pada kemenangan mutlak dirinya dalam Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) maupun Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) PDIP yang berlangsung beberapa saat lalu.

"Semua syarat administratif sudah saya miliki, kurang apa lagi. Saya yang paling
berhak mendapatkan rekomendasi DPP," tandas Soekarwo seolah menipis kabar yang menyebut rekomendasi akan jatuh ke tangan Sutjipto alias Pak Tjip.

Terkait ungkapan ketua Fraksi PDIP di DPR, Tjahyo Kumolo, yang lebih menjagokan Sutjipto untuk mendapatkan rekomendasi, Sukarwo menyerahkan segalanya kepada masyarakat.

"Biar masyarakat yang menilai, siapa yang paling demokratis dan layak mendapatkan rekomendasi. Jika Pak Tjahyo berpendapat demikian itu hak beliau," lanjut Pak De.

Mengenai kemungkinan terburuk apabila tidak mendapatkan rekomendasi, Pak De Karwo enggan berandai-andai. Termasuk dia enggan menanggapi kencangnya isu yang menyebutkan kemungkinan dirinya akan berpasangan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) cagub yang digadang-gadang Ketua Umum PPP dan PAN.


"Insya Allah, saya yang mendapatkan rekomendasi itu," tegasnya.

Mengenai kunjungannya ke Lirboyo, Pak De enggan disebut sebagai upayanya mendekati KH. Idris Marzuki untuk mencari dukungan dalam pilgub mendatang. Sebaliknya dia mengaku tidak khawatir tentang manuver politik Gus Ipul yang semakin merapatkan barisan kepada para Kiai/Ulama.

"Saya nyantri di sini, bukan untuk cari dukungan," kilahnya.

Dalam kunjungannya ke Lirboyo ini juga dimanfaatkan Pak De sebagai ajang 'tebar pesona'. Hal ini tampak dengan rencana yang diungkapkanya untuk memaparkan pemikirannya tentang konsep otonomi daerah yang tidak meninggalkan rasa cinta kebangsaan.

"Saya kesini untuk memaparkan pemikiran saya tentang konsep pelaksanaan otonomi
daerah yang baik," pungkasnya. (gik/gik)

Akbar Pertimbangkan Ikut Pilpres 2009

2007-09-01 16:23:00

Okdwitya Karina Sari - detikcom

Yogyakarta - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung tidak berminat memimpin Partai Golkar lagi. Setelah menyandang gelar doktor, dia lebih berminat mengelola lembaga yang didirikannya Akbar Tandjung Institute, menjadi konsultan partai dan mengurusi Barisan Indonesia (Barindo).

Hal itu diungkapkan Akbar menjawab pertanyaan salah seorang penguji, Dr Nanang Pamudji saat ujian terbuka di lantai 5 gedung Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Jl Teknika Utara Yogyakarta, Sabtu (1/9/2007).

Saat itu Nanang menanyakan kepada promovendus Akbar Tandjung, "Seandainya anda dimintai memimpin partai lagi di tengah rating partai yang menurun di mata rakyat,".

"Saya tidak akan berandai-andai. Saya tidak ini memimpin partai lagi. Enam tahun bagi saya sudah cukup dengan dua kali pemilu. Dan itu belum tentu dapat dilakukan oleh partai lain," kata Akbar.

Sidang terbuka yang berjalan selama lebih kurang 75 menit itu berjalan santai. Akbar tidak tegang saat menghadapi ujian tertutup yang dilakukan sebelumnya.

Sebanyak 7 orang penguji hadir seperti Prof Dr Irwan Abdullah MA, Prof Dr Ichlasuil Amal MA, Prof Dr Mihtar Mas'oede MA, Prof Dr Burhan D. Magenda MA, Prof Dr Bahtiar Effendy MA, Dr Purwo Santosa, MA, Dr I Ketut Putra Erawan MA, Dr Nanang Pamudji MA dan Dr Pratikno.

Sementara itu seusai ujian terbuka kepada wartawan Akbar menegaskan dirinya akan lebih intens mengurusi Akbar Tandjung Institute (ATI) dan Barindo.

Dia juga belum berminat untuk kembali ke kancah politik dalam pemilihan presiden 2009 melalui Partai Golkar. Sebab Partai Golkar memiliki wewenang sendiri untuk menentukan siapa saja yang bakal diajukan sebagai calon presiden.

"Saya berusaha untuk bisa memperkuat Barindo menjadi institusi kelembagaan yang memiliki nilai-nilai kebangsaan," ujarnya.

"Soal pilpres, saya akan pelajari dulu aturan-aturannya, kalau memang betul-betul dilaksanakan secara obyektif, terbuka dan demokratis mungkin saya bisa pertimbangkan untuk ikut," tandas Akbar. (bgs/mar)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/01/time/162341/idnews/824424/idkanal/10

Terlalu Bersemangat, Akbar Tandjung Dikira Emosi

2007-09-01 15:56:00

Dewi Chanifah - detikcom

Yogyakarta - Saking bersemangatnya menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan tim penguji, promo vendus Akbar Tandjung sempat diingatkan agar tidak berbawa emosi saat menjawab pertanyaan.

Penguji juga sempat menanyakan kondisi kesehatan Akbar, apakah punya waktu istirahat yang cukup sebelum ujian terbuka.

Pertanyaan itu dilontarkan co-promotor Prof Dr Mohtar Mas'oed MA karena saat Akbar saat menjawab pertanyaan Prof Dr Ichlasul Amal MA mikrofonnya sempat jatuh.

Tim penguji tidak ingin ada seorang yang maju ujian doktor terpaksa gagal karena pingsan di tengah jalan.

"Saya sehat dan istirahat cukup," jawab Akbar sambil memperbaiki letak mikrofon yang diselipkan di jas yang dikenakannya.

Ketika Akbar dengan semangat dan nada yang tinggi menjawab pertanyaan mengenai perbedaan Partai Golkar sekarang ini dengan sebelumnya, dia diingatkan penguji untuk tidak emosi.

"Maaf, saya tidak emosi, tapi saya ingin menekankan dan memberikan jawaban yang jelas. Memang masih ada yang terbawa-bawa antara menjadi politikus dan ilmuwan," jawab Akbar sambil tersenyum dan langsung disambut tertawa para tamu undangan.

Menurut mantan Ketua DPR RI itu, berdasarkan analisa saat melakukan penelitian yang dilakukannya dibandingkan periode sebelumnya Partai Golkar saat ini lebih banyak dipimpin kelompok saudagar atau pedagang. Akibatnya partai lebih banyak didominasi oleh kepentingan sesaat.

"Semua diukur dengan apa yang dikeluarkan itu harus pula sama dengan didapat dan harus dengan cepat pula. Dan lebih mementingkan semua urusan nanti di belakang," kata Akbar disambut tepuk tangan dan tawa ratusan tamu undangan yang memenuhi ruang ujian.

Penguji lain, Prof Dr Burhan D. Magenda mengatakan Akbar adalah orang pertama Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang masuk ke Partai Golkar, yang kemudian banyak diikuti oleh anggota HMI lainnya.

Dalam sidang terbuka itu tidak ada lagi rasa ewuh pakewuh antara dirinya dengan Akbar. Pasalnya dia pernah menjadi anak buah Akbar saat sebagai pengurus Partai Golkar dan menjadi anggota DPR.

"Saat ini saya dan Akbar sama-sama menjadi seorang ilmuwan," kata Burhan sebelum mengajukan pertanyaan kepada Akbar. (bgs/mar)

(news from cache) - Reload from Original

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/01/time/155605/idnews/824421/idkanal/10

Wednesday, August 29, 2007

Harta Hidayat Nurwahid meningkat dua kali lipat, dibawah I M

Harta Hidayat Nurwahid meningkat dua kali lipat
setelah menjadi Ketua MPR. Hartanya naik dari Rp 233.269.290
dan US$ 15.000 per 8 Januari 2003 menjadi Rp 455.869.877 dan
US$ 5.000 per 31 Desember 2006.
Demikian disampaikan Wakil Ketua KPK bidang laporan harta
kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) Sjahruddin Rasul dalam
jumpa pers di Kantor KPK, Jl Rasuna Said,
Jakarta, Rabu (29/8/2007).
Harta tidak bergerak Hidayat bertambah dari Rp 88.040.000
per 8 Januari 2003 menjadi Rp 162.885.000 per 31 Desember 2006.
Peningkatan terjadi karena kenaikan nilai jual objek
pajak (NJOP) tanah dan bangunan Hidayat di Kota Bekasi,
serta pembelian 2 bidang tanah di Kabupaten Bekasi.
Alat transportasi Hidayat juga bertambah. Pada 8 Januari 2003,
Hidayat hanya memiliki sebuah mobil Opel Blazer senilai Rp 95 juta.
Kemudian tahun 2004, Hidayat membelimobil Toyota Kijang senilai Rp
110 juta dengan menjual Blazernya.
Tahun 2005, Hidayat kembali membeli sebuah Toyota Avanza senilai Rp 95 juta.
Ditambah dengan pembelian motor Honda Astrea tahun 2003,
nilai alat-alat transportasi Hidayat meningkat dari Rp 95 juta menjadi Rp 208 juta.
Nilai logam mulia dan batu mulia Hidayat juga meningkat.
Jumlah giro dalam bentuk rupiah Hidayat juga meningkat,
sementara yang dalam bentuk dolar menurun.

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/29/time//idnews//idkanal/10


Islam di Tangan Erdogan

Sekalipun sekularisme Kemalis masih didukung oleh elite militer yang kaku dan keras kepala plus beberapa partai politik, sebagian besar rakyat Turki tampaknya sudah semakin muak dengan budaya politik yang serba duniawi lagi korup itu. Sekiranya rezim sekuler yang berdiri pada 29 Oktober 1923 ini mampu membawa Turki menjadi bangsa dan negara maju yang adil, tantangan populis terhadapnya tidak akan sehebat dan sedahsyat seperti sekarang ini.

Sejarah belum tentu akan menyambut kedatangan Erdogan (Recep Tayyip Erdogan) dengan sikap penuh simpati. Di tangan Erdogan, kita berharap Islam memberi solusi terhadap berbagai masalah domestik dan global dalam upaya membangun peradaban yang asri, bukan untuk menakuti dunia dengan membangun rezim primitif yang mengatasnamakan Tuhan.

Sebenarnya sudah sejak tahun 1950, 12 tahun pasca-Kemal Ataturk (w. 1938), sebagian rakyat Turki yang 97% muslim itu mulai bertanya mengapa mereka dipisahkan dengan Islam sebagai agama dan kekuatan kultural. Islam sudah mengakar dalam jiwa bangsa Turki selama rentang waktu yang panjang, sejak sekitar abad ke-10, pada saat Imperium 'Abbasiyah (749-1258) mulai melemah. Palu godam terakhir dipukulkan oleh Hulagu atas kota Baghdad pada 1258, yang menyudahi karier imperium yang sudah membusuk itu untuk selama-lamanya. Pewarisnya yang paling perkasa adalah Imperium Turki Usmani (1299-1924) yang bertahan hampir tujuh abad. Banyak catatan yang dapat direkam tentang imperium ini, baik yang mulia maupun yang keji.

Yang mulia tidak akan diturunkan di sini, tetapi yang keji perlu diingat, agar kekuasaan yang dikaitkan dengan Islam harus bersikap ekstra hati-hati dengan agama ini. Erdogan dan partainya, AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi/Partai Keadilan dan Pembangunan), harus bijak melangkah. Mereka harus belajar dari kelampauan secerdas mungkin.

Di antara kekejian yang mencoreng Imperium Turki Usmani adalah kelakuan Sultan Selim I (1512-1520), sultan ke-9, yang diberi julukan Yavuz (kejam dalam bahasa Turki). Demi kelangsungan Dinasti Usmani, Selim tega membunuh dua saudara dan beberapa anak kandungnya untuk melapangkan jalan bagi anaknya yang lain, Sulaiman I (1520-1566), yang kemudian dikenal sebagai Sulaiman yang Agung. Di bawah Sulaiman, Turki Usmani mencapai puncak kejayaannya. Kemudian imperium yang sudah lelah ini redup secara berangsur tapi pasti sampai lenyap pada 1924.

Siapa Erdogan? Politisi kelahiran 1954 dan jago bola ini adalah sarjana manajemen dari Universtas Marmara, Istanbul. Tahun 1970, dalam usia belia, ia sudah terjun ke dunia politik lewat MSP (Milli Selamet Partisi/Partai Orde Nasional) pimpinan Dr. Necmettin Erbakan, sebuah partai yang dicurigai militer karena dianggap anti-sekularisme. Kemudian terjadi kudeta militer tahun 1980. Rezim berkuasa melarang semua parpol.

Pada saat itu, Erdogan bekerja pada Otoritas Transportasi Istanbul. Aneh bin ajaib, bosnya menyuruh Erdogan mencukur kumisnya karena dikatakan berbau Islam. Erdogan menampik, lalu ia keluar untuk kemudian memasuki dunia bisnis dan politik. Sekularisme Turki ternyata juga mengurus kumis, tetapi gagal mengurus kemakmuran rakyat.

Tahun 1983, pada saat angin demokrasi bertiup di Turki, Erdogan menyertai partai RP (Refah Partisi/Partai Kemakmuran), juga pimpinan Erbakan. Tahun 1994, Erdogan terpilih jadi Wali Kota Istanbul, sebuah kota metropolitan terbesar dengan penduduk sekitar 10 juta.

Karena RP selalu dicurigai politisi sekuler, maka pemerintah membubarkan RP. Erdogan dianggap dapat mengguncangkan bangunan sekularisme setelah ia membacakan puisi yang bernuansa Islam. Dia ditangkap, kemudian dihukum 10 bulan, tapi entah apa sebabnya tiba-tiba dikurangi menjadi empat bulan.

Sebagai politikus berbakat dan cerdik, setelah pembebasannya, Erdogan tidak menyia-nyiakan peluang politik yang semakin terbuka. Pada 2001, partai baru AKP dibentuknya. Ibarat menjolok buah ranum yang hampir jatuh, dalam pemilu November 2002, AKP keluar sebagai pemenang dengan meraup 363 dari 550 kursi yang tersedia di parlemen. Dunia sekuler Turki sempoyongan.

Tetapi selalu saja dicegah agar Erdogan jangan sampai menjadi perdana menteri dengan mengaitkan dosa baca puisi yang dianggap anti-sekuler itu. Tetapi Erdogan tidak kehilangan akal. AKP cepat mendukung upaya amendemen konstitusi yang membuka jalan baginya untuk jadi perdana menteri, dan berhasil. Pada Maret 2003 ia dilantik jadi perdana menteri.

Popularitasnya semakin berkibar tak terbendung lagi. Dalam pemilu Juli 2007, untuk kedua kalinya AKP meraih kemenangan dengan 341 kursi di parlemen. Harapan kita, tokoh berkumis ini pandai meniti buih agar selamat membawa Islam sampai ke seberang. Di tangan Erdogan, Islam menawarkan solusi, bukan slogan formalisme seperti yang diusung berbagai kelompok yang buta realitas. Selamat Erdogan, tidak mudah bagi Anda menghapus citra Islam yang dituduh orang sebagai agama anti-demokrasi. You are on the right track, for sure!

Ahmad Syafi'i Ma'arif
Guru besar sejarah, pendiri Ma'arif Institute
[Perspektif, Gatra Nomor 39 Beredar Kamis, 9 Agustus 2007]

Tuesday, August 28, 2007

Pilihan Jatuh pada Mardiyanto

2007-08-28 01:32:00

Jelang Pengumuman Mendagri

Jakarta - Jika tidak ada perubahan mendadak, Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto akan diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang baru menggantikan M Ma'ruf oleh Presiden SBY. Mardiyanto dipilih untuk menghadapi penyelenggaraan Pemilu 2009.

Informasi yang didapatkan detikcom dari kalangan Istana, hingga pukul 00.00 WIB, Selasa (28/8/2007), SBY masih belum mengubah keputusannya untuk memilih Mardiyanto. "Jika presiden mengubah keputusannya, maka itu adalah perubahan yang sangat mendadak," kata sumber itu.

Menurut dia, penetapan SBY terhadap Mardiyanto sebenarnya sudah lama, sekitar tiga minggu lalu. Di saku SBY, hanya ada dua nama yang layak menjadi kandidat Mendagri, yaitu Mardiyanto dan Sekjen Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Siti Nurbaya. Memilih salah satu di antara keduanya sangat sulit, karena keduanya memiliki kapabilitas yang bagus.

Setelah menimbang dengan seksama, akhirnya SBY memilih Mardiyanto. Alasannya, Mardiyanto dinilai lebih tangguh dalam menghadapi penyelenggaraan Pemilu 2009. Mardiyanto juga memiliki kepemimpinan yang baik dan dekat dengan rakyat. "Figur perempuan kurang cocok karena mendesaknya pembahasan RUU Paket Politik dan penyelenggaraan Pemilu 2009," kata dia.

Dari sisi politik, SBY juga tidak mempermasalahkan Mardiyanto yang notabene merupakan gubernur yang diusung PDIP. SBY juga telah mendapat dukungan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga merupakan Ketua Umum DPP Partai Golkar.

SBY telah memanggil JK tiga minggu lalu untuk makan bersama. Pada kesempatan itu, SBY menyampaikan kepada JK bahwa Mardiyanto akan dipilih menjadi Mendagri. SBY juga meminta pandangan JK. "Pak JK bilang tidak ada masalah. Silakan saja," kata JK saat itu.

Munculnya Sudi dan Yassin

Tapi, sekitar empat hari kemudian, muncul nama Sekretaris Kabinet (Seskab) Sudi Silalahi sebagai kandidat. Kabarnya, Sudi juga telah menemui JK terkait rencana Presiden mengganti Ma'ruf.

Kabar 'manuver' Sudi ini menyebar, sehingga orang-orang dekat SBY memunculkan nama Letjen M Yassin yang lebih cocok menjadi Mendagri. Hal inilah yang membuat isu di luar bahwa SBY sedang menimbang empat kandidat: Siti Nurbaya, Mardiyanto, Sudi Silalahi, dan Yassin.

"Padahal dari awal, SBY hanya menimbang dua kandidat, Mardiyanto dan Siti Nurbaya. Namun, meski muncul isu itu, SBY tetap memilih Mardiyanto. Hingga saat ini, pilihan masih jatuh pada Mardiyanto, meski Senin siang sempat muncul demo menentang Mardiyanto. Belum ada perubahan," kata dia.

Memang, di satu pekan terakhir, SBY masih terus mempertimbangkan lagi apakah akan memilih Siti Nurbaya atau tetap Mardiyanto. Siti Nurbaya bahkan telah diminta mengirimkan visi dan misinya. "Visi dan misi Siti Nurbaya sudah ada di meja presiden. Tapi, untuk keperluan Pemilu 2009, Mardiyanto yang akhirnya tetap dipilih," ujar sumber itu.

Sayang, informasi ini memang belum bisa dikonfirmasi kepada pejabat terkait. Pihak istana benar-benar merahasiakan nama yang akan dipilih Presiden SBY.

Yang jelas, publik kini menunggu keputusan Presiden mengenai Mendagri yang baru. Posisi Mendagri sangat vital. Sesuai janji istana, rencananya Presiden SBY akan mengumumkan Mendagri baru hari ini. Namun, belum dipastikan jam berapa pengumuman itu akan dilakukan. (asy/asy)

(news from cache) - Reload from Original

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/28/time/013258/idnews/822371/idkanal/10

Jaksa Agung AS Mengundurkan Diri

2007-08-28 02:16:00

Arry Anggadha - detikcom

Washington - Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Alberto Gonzales menyatakan mengundurkan diri. Pengunduran diri ini menyusul kritikan tajam yang mengarah kepadanya dan mengatakan dirinya tidak kompeten memimpin kejaksaan.

Gonzales yang dikenal sebagai sekutu Presiden George W Bush ini menjadi sorotan ats sejumlah keputusan yang dinilai kontroversial, seperti memecat 9 jaksa federal. Diduga, pengunduran dirinya memiliki motif politik untuk mempengaruhi penyelidikan terhadap sejumlah anggota parlemen.

"Kemarin, saya telah bertemu dengan Presiden Bush dan memberitahukan kepadanya tentang keputusan saya untuk mundur sebagai jaksa agung mulai 17 September 2007," kata Gonzales seperti dikutip dari AFP, Senin (27/8/2007).

Menanggapi pengunduran diri tersebut, Bush terpaksa harus menyetujuinya. "Al Gonzales adalah orang yang memiliki integritas, sopan, dan memiliki prinsip. Saya harus menerima pengunduran dirinya," kata Bush di Waco, Texas sesaat pengunduran diri Gonzales.

Keputusan Gonzales yang dinilai kontroversi lainnya adalah ketika dia membuat kebijakan untuk mematai pejabat tanpa dilengkapi jaminan. Keputusan ini membuat konggres geram.

Pengunduran Gonzales ini menjadi pejabat keempat yang mengundurkan diri karena dinilai tidak kompeten dalam melaksanakan tugasnya.

Pejabat pertama yang mengundurkan diri adalah Donald H Rumsfeld. Arsitek perang Irak ini mengundurkan diri sebagai menteri pertahanan pada November 2006 lalu.

Setelah itu adalah Paul Wolfowitz. Presiden Bank Dunia ini dinilai menerapkan KKN selama bekerja di lembaga tersebut. Pejabat terakhir yang mengundurkan diri adalah Karl Rove, penasihat Bush. (ary/ary)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/28/time/021602/idnews/822373/idkanal/10

Monday, August 27, 2007

Lagi, Pencalonan Subardi Ditolak

Massa Pro-Suryana Mengepung Kantor DPC PDIP dan Rumah Dinas Wali Kota

CIREBON, (PR).-
Sedikitnya seratus massa pendukung H. Suryana, yang tersisih dari bursa pencalonan wali kota yang digelar DPC PDIP Kota Cirebon, berunjuk rasa di depan rumah dinas Wali Kota Cirebon, Subardi, S.Pd., Minggu (26/8), sekitar pukul 16.00 WIB.

Mereka sebelumnya mendatangi kantor DPC PDIP Kota Cirebon di Jln. dr. Ciptomangunkusumo No. 81 dan kediaman Ketua DPC PDIP setempat, Edi Suripno, S.I.P., di Jln. KS. Tubun, Kec. Kejaksan. Massa yang terdiri dari remaja dan orang tua itu, dipimpin Ketua PAC Lemahwungkuk, Hartoyo.

Iringan massa yang menggunakan puluhan motor dan mobil angkot tersebut, langsung mengepung kantor dan terus-menerus meneriakkan yel-yel ihwal keputusan DPP PDIP yang dinilai sarat dengan politik uang. Mereka menyampaikan aspirasinya sekitar setengah jam. Karena tidak ada yang menanggapi, massa akhirnya bergerak ke kediaman Edi Suripno yang merupakan rumah dinas Wakil Ketua DPRD.

Sesampainya di rumah Edi Suripno, massa kemudian turun dan meminta penghuni rumah keluar. Massa kemudian melempari rumah dengan menggunakan air kemasan dan mendorong-dorong pintu gerbang. Karena tidak ada yang menanggapi, massa selanjutnya bergerak ke rumah dinas wali kota. Massa menyusuri kawasan keramaian, Pasar Pagi dan Jln. Siliwangi, sembari meneriakkan "tolak Subardi sekarang juga".

Di rumah dinas wali kota, massa sempat bersitegang dengan satu peleton polisi. Massa akhirnya membuka pagar bagian kiri sehingga aksi saling dorong dengan polisi tidak bisa dihindari. Massa bisa ditenangkan setelah Hartoyo meminta mereka untuk mundur menjauhi pagar.

Kemudian, peristiwa pembakaran sejumlah dokumen surat berlogo PDIP kembali terulang. Satu bundel surat dibakar beramai-ramai seraya meneriakkan keputusan DPP PDIP tidak adil dan sangat kental dengan politik uang. Setelah itu, massa kemudian menaiki mobil dan membubarkan diri.

Bentuk kekecewaan

Dalam pernyataan sikapnya yang diberikan kepada wartawan, Hartoyo, menegaskan aksi yang dilakukan massa pendukung Suryana merupakan bentuk kekecewaan atas keputusan DPP PDIP yang merekomendasikan Subardi sebagai satu-satunya calon wali kota yang akan didaftarkan DPC PDIP Kota Cirebon ke KPU setempat.

"Tanpa ada undangan sebelumnya kepada para bakal calon lainnya, DPP PDIP akhirnya meloloskan Subardi. Bahkan diisukan ada politik uang sehingga massa di bawah kecewa," ungkap Hartoyo. (C-17)***

Sunday, August 26, 2007

Kasus Narkoba :Ketua F-Partai Golkar DPRD Maluku akan Dinonaktifkan


Ambon, 25 Agustus 2007 12:34
Ketua Fraksi Golkar Maluku Paulus Matulameten, 49 tahun, akan dinonaktifkan dari jabatannya dan keanggotaan legislatif, bila terbukti memiliki narkoba, setelah ditangkap personil Satuan Narkoba Polrestro Jakarta Barat, Rabu (22/8), saat melakukan transaksi 0,5 gram narkoba di Dan Mogot, Kampung Ambon, Jakarta Barat.

Ketua DPD Partai Golkar Maluku, Memet Latuconsina, di Ambon, Sabtu, mengatakan, pengurus harian, bahkan kemungkinan pleno pengurus lengkap siap dilaksanakan untuk membicarakan kasus Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku guna menonaktifkan bersangkutan karena telah merusak citra parpol maupun wakil rakyat.

"Kami akan berapat dalam waktu dekat guna memutuskan sikap DPD Partai Golkar Maluku terhadap Paulus, selanjutnya disampaikan ke DPP Partai Golkar guna memutuskan bersangkutan dipecat atau tidak karena itu kewenangan pimpinan di pusat," tambahnya.

Memet yang juga Wagub Maluku itu mengemukakan, mengetahui Paulus ditangkap polisi setelah diberi tahu salah seorang anggota Fraksi Golkar DPR asal Maluku, Hamzah Sangadji dari Jakarta, Kamis(23/8). Karena itu, kata dia, permasalahan Paulus akan diselesaikan sesuai aturan normatif Partai Golkar maupun petunjuk pelaksanaan (juklak) parpol berlambang pohon beringin. Memet mengisyaratkan tertangkapnya Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku akibat mengkonsumsi narkoba, mengindikasikan ada oknum Partai Golkar Maluku lainnya yang berprilaku demikian sebagaimana isu berkembang di masyarakat selama ini.

"Saya menginginkan adanya tes urine pengurus DPD Partai Golkar Maluku guna menyikapi kasus Paulus yang diinformasikan sering mengkonsumsi narkoba dengan rekan-rekan pengurus lainnya," katanya.

Paulus berada di Jakarta untuk urusan dinas sebagai anggota Komisi A DPRD Maluku. Ketua DPRD Maluku, Richard Louhenapessy telah meminta Wakil Ketua DPRD Maluku, Evert Kermitte, untuk melakukan konfirmasi ke Polrestro Jakarta Barat, guna memastikan benar atau tidak Paulus ditangkap sehubungan kepemilikan narkoba.

"Saya sampai hari ini belum tahu kepastian penahanan Paulus, maka Evert Kermitte diminta mengecek langsung ke Polrestro Jakarta Barat sehingga memiliki kepastian penahanan Paulus," tambahnya. Karena itu, Richard yang menjabat Ketua Dewan Penasehat DPD Partai Golkar Maluku itu belum mau berkomentar banyak soal ditahannya Paulus.

"Bila Evert Kermitte telah mengecek dan ternyata benar Paulus ditangkap karena kepemilikan narkoba barulah pimpinan DPRD Maluku melakukan koordinasi dengan Fraksi Partai Golkar Maluku dan Badan Kehormatan untuk memutuskan langkah selanjutnya,"ujarnya singkat. Hanya saja, Richard menyayangkan sekiranya terbukti Ketua Fraksi Golkar Maluku itu memiliki narkoba sehingga ditangkap karena pasti menondai citra parpol maupun lembaga legislatif.

"Saya sebenarnya setelah mendengar informasi tersebut telah berulang kali mencoba menghubungi Paulus melalui telepon selulernya, ternyata tidak bisa dihubungi. Jadi, tidak tahu keberadaannya sesungguhnya dan mengetahui sudah ditahan dari sejumlah anggota Komisi A DPRD Maluku lainnya yang sementara bertugas di Jakarta," katanya. [TMA, Ant]

NTT Wajibkan KTP untuk Sapi, Kuda dan Kerbau

Sabtu, 25 Agustus 2007 | 13:50 WIB

TEMPO Interaktif, Kupang: Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) mewajibkan warga membuat Kartu Tanda Pengenal (KTP) untuk hewan ternak sapi, kuda, dan kerbau milik mereka. Hewan ternak yang tidak memiliki KTP akan dikarantina sampai pemilik memenuhi ketentuan itu.

Kepala Sub Dinas Kesehatan Hewan Maria Geong, Sabtu (25/8) mengatakan, kebijakan ini dikeluarkan dinas peternakan untuk mencatat jenis kelamin terrnak, umur, pemilik sekaligus menjadi data base. Data ini nantinya digunakan untuk promosi kepada para investor maupun sebagai informasi bagi perusahaan obat ternak. “KTP tersebut akan memudahkan mencari tahu riwayat hidup ternak serta melakukan kontrol apabila ada ternak yang menderita penyakit tertentu,” kata Maria.

Tahun ini pemberlakuan KTP ternak akan diterapkan di Timor Barat. Dalam tiga tahun mendatang diharapkan seluruh ternak di NTT telah ber-KTP. "Selama ini pemerintah hanya memperkirakan populasi ternak berdasarkan laporan pemiliknya. Tetapi populasi yang sebenarnya belum ada,” kata dia. Jems de Fortuna

Tembakau De Olifant Setia dengan Deli


Tembakau Kualitas Cerutu (GATRA/Miranti S. Hirschmann)Jual cerutu dengan tembakau Sumatera? "Kami tidak menjual produk lokal," suara seorang wanita di seberang telepon menjawab. Bagaimana dengan cerutu pabrikan Eropa? Sunyi. "Kami hanya menjual cerutu impor dari Havana atau Dominika," jawabnya lagi.

Ini percakapan via telepon antara Gatra dan pelayan sebuah cigar lounge di hotel bintang lima di bilangan Jalan Thamrin, Jakarta. Ironis. Sambutan berbeda dialami Gatra ketika mengunjungi sebuah toko khusus cerutu yang terdapat di antara jajaran butik fashion penyandang label mewah Marienplatz, Muenchen, Jerman. Pertanyaannya sama, "Jual cerutu dengan tembakau Sumatera?"

Jawabannya tak terduga, "Tentu saja. Kami hanya menjual cerutu terbaik dari seluruh dunia." Sang pelayan toko langsung menunjukkan sebuah lemari dengan deretan kotak kayu cedar berbagai merek Eropa dengan stempel Sumatera. "Kami memiliki berbagai koleksi Sumatera. Vintage-nya pun ada."

Brand tembakau Sumatera pada cerutu Eropa memang punya kelas tersendiri. Sebuah sejarah panjang menyertai kemasyhuran hasil bumi tanah Deli ini. Ia tak lepas dari perkembangan kota-kota pelabuhan di Jerman dan Belanda seabad lalu.

Kampen adalah sebuah kota berpenduduk sekitar 50,000 orang. Letaknya di Provinsi Overijssel, Belanda. Sungai Ijssel yang membelah kota itu menjadikannya kota pelabuhan kargo tersohor pada abad ke-12 dan ke-13. Industri tembakau di Kampen berkembang pesat pada tahun 1826 hingga 1950. Tahun 1920, tercatat lebih dari 110 pabrik cerutu mengendalikan ekonomi kota dan sempat memproduksi 1,5 milyar batang cerutu buatan tangan pada 1880.

Pada saat turun dari kereta regional di Stasiun Kampen, aroma cerutu berdesir di mana-mana. Di pusat kota, makin tampak lelaki tua-muda duduk santai atau mengobrol sembari mengisap cerutu. Sisa-sisa kejayaan Kampen sebagai kota industri tembakau tercecer di mana-mana, termasuk sebuah museum tembakau yang bertempat di sebuah bekas pabrik cerutu. Hanya saja, seiring berjalannya waktu, pabrik tembakau di sana berguguran. Kini tinggal satu pabrik yang masih aktif, memproduksi cerutu dengan proses semi-mesin. De Olifant, nama pabrik itu.

Witwe Meulenkamp memulai usaha pabrik cerutu berlogo gajah ini pada 1832. Sebuah pabrik cerutu lima lantai yang lengkap dengan penyimpanan daun tembakau di lantai dasar dibangun tak jauh dari sungai. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih berfungsi sebagai tempat produksi cerutu. Bagian depan bangunan telah menjelma menjadi toko cerutu dan kafe untuk mempromosikan lini penjualan teh dan kopi.

De Olifant adalah produsen cerutu terkecil di antara produsen cerutu raksasa Belanda, seperti Swedish Match (1,5 milyar batang per tahun), Henry Wintermans Cigars, Royal Agio Cigars (800 juta batang per tahun), dan Ritmeester Cigars. Pada masa lalu, para produsen besar itu selalu menggunakan tembakau daun pasir asal Deli. Sekarang hal itu tak lagi terjadi karena berbagai alasan, harga yang makin tinggi dan sediaan yang makin berkurang. Produsen yang memproduksi milyaran batang harus mencari penggantinya dan telah berlangsung sejak 1980-an.

Uniknya, alternatif utama yang hampir menyerupai kualitas tembakau Sumatera adalah tembakau Jawa. Padahal, tembakau Jawa selalu digunakan sebagai daun pengikat (binder). Alternatif kedua adalah tembakau Brasil dan Meksiko yang menggunakan benih asal Sumatera. Tembakau Brasil ini mulai mendapat sebutan Bras atau Brasil-Sumatera.

Namun De Olifant, yang memproduksi 4 juta batang per tahun, selalu menggunakan tembakau dengan kualitas terbaik. Selama 80 tahun, mereka setia menggunakan tembakau Sumatera asli tanah Deli sebagai wrapper atau lapisan terluar pembungkus cerutu. Thomas Klaphake, Managing Director De Olifant, mengatakan, "Kami hanya menggunakan Sumatera-Sumatera. Daun pasir."

Melihat kenyataan produksi tembakau bermutu Sumatera yang makin berkurang, Klaphake tidak memungkiri kemungkinan melirik tembakau Sumatera yang ditanam di tempat lain. "Bila Brasil-Sumatera dan Meksiko-Sumatera bisa lebih baik kualitasnya, tentu banyak peminatnya karena harganya lebih murah dan jarak pengirimannya lebih pendek," katanya.

Sebagai tindak pengamanan, Olifant pun mulai mencoba berbagai produk tembakau yang telah difermentasi dan membandingkannya dengan tembakau Sumatera. Sebagai pengguna setia tembakau Sumatera, Klaphake berkali-kali mengingatkan para pejabat PTPN yang singgah di pabriknya, "Jagalah baik-baik (daun) emas yang ada di tangan kalian."

Dengan stok yang masih bertumpuk di gudangnya, Klaphake merasa aman untuk produksi enam tahun ke depan. Ia merasa amat puas dengan kualitas daun hasil lelang Bremen bulan lalu, yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Pada saat itu, De Olifant berhasil menggaet daun terbaik dengan pembelian 450.000 euro.

Pabrik dengan 34 pegawai ini mengeluarkan sembilan jenis cerutu berbagai ukuran dan kualitas. De Olifant, juga produsen cerutu Belanda lainnya, meramu cerutu mereka dengan "resep Belanda", yaitu wrapper asal Sumatera, binder asal Jawa (Besuki/Jember), dan isinya campuran Brasil, Sumatera, Jawa, dan Havana. Bedanya terletak pada komposisi isi dan kualitas wrapper serta binder. "Kami suka rasa dan aromanya, dan kami ingin mempertahankan resep dan kualitas produk kami," Klaphake menambahkan.

Ia menjelaskan bahwa tiap perkebunan menghasilkan rasa berbeda. Favorit De Olifant selama ini adalah hasil perkebunan Tanjung Putus (87) dan Halvetia (73). "Tak banyak pilihan. mereka hanya punya enam perkebunan yang tersisa," ujarnya.

Di antara tumpukan bal berbungkus tikar itu, terdapat daun tembakau untuk produk kualitas tinggi (vintage). Untuk mencapai predikat vintage, daun-daun itu harus disimpan lagi minimal tujuh tahun sebelum dijadikan wrapper cerutu untuk mencapai rasa yang sempurna. Potensi satu bal kualitas super ini bisa mencapai harga 7.000 hingga 10.000 euro.

Pada salah satu kotak cerutu jenis premium yang siap jual tertulis "Vintage dekblad oogstjaar 1987 plantage 73/1", yang berarti "wrapper mutu terbaik, panen tahun 1987, diambil dari perkebunan 73 (Halvetia --PT Perkebunan Nasional II) kualitas 1".

Belanda menempati urutan nomor dua dunia dalam total volume produksi cerutu setelah Amerika Serikat. Tahun 2005, tercatat 2,3 milyar cerutu diekspor ke 100 negara. Sebanyak 87% tujuan ekspor utama mereka adalah negara-negara Uni Eropa sendiri, Prancis (836 juta batang) dan Inggris (268 juta batang).

Prancis, Jerman, dan Spanyol merupakan tiga negara pengguna cerutu terbanyak di Uni Eropa. Sayang, di negeri tempat tembakau daun pasir tumbuh selama 45 hari, tak banyak yang menyadari kemasyhurannya bagai daun emas yang dipuja-puja di negeri seberang. Ladang-ladangnya sudah mulai menjelma menjadi lapangan golf.

Miranti S. Hirschmann (Kampen, Belanda)
[Internasional, Gatra Nomor 40 Beredar Kamis, 16 Agustus 2007]