Saturday, July 14, 2007

Wawancara Suli Da'im: Hasil Kunker Nanti di Jatim Saja

T2007-07-14 16:53:00

Laporan dari Den Haag

Den Haag - Tidak mudah rupanya untuk mengontak delegasi Komisi A DPRD dari Jawa Timur ini. Selama kunjungan mereka di Belanda berbagai cara telah dilakukan detikcom untuk melakukan konfirmasi berbagai hal, sehubungan kunker mereka di Belanda tentang hari jadi Provinsi Jatim. Namun semua akses nampaknya tertutup.

Fungsi Informasi, Sosial dan Kebudayaan KBRI Den Haag yang dipandang sebagai pihak paling well informed mengenai kedatangan tamu-tamu pejabat negara, ternyata tidak tahu tentang kedatangan delegasi Komisi A DPRD Jatim itu. "Saya justru baru tahu dari Anda," kata L.H. Rumondang kaget.

Rumondang (Rabu, 11/7/2007) lalu menyarankan agar mengontak Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) M. Muhajir yang mungkin saja bisa membantu. Hari itu juga detikcom menelpon Atdikbud, namun belum berhasil dan hanya bisa meninggalkan SMS. Kamis (12/7/2007) petang baru ada telepon dari Muhajir dan dijanjikan wawancara dengan delegasi pada esoknya, Jumat (13/7/2007).

Sepanjang Jumat kemarin janji yang ditunggu itu tidak kunjung datang. Detikcom lalu mengambil inisiatif dengan menghubungi Muhajir kembali via ponselnya, namun tidak aktif. Pesan suara (voice message) dan SMS kembali ditinggalkan. Hingga Jumat jam 00.00 belum juga ada kabar.

Tiba-tiba Sabtu (14/7/2007) dinihari hari ini jam 01.52 SMS dari Muhajir masuk. Isinya mempersilakan untuk wawancara dengan Suli Da'im, salah satu anggota delegasi dari FPAN. Namun Da'im rupanya sudah berada di Indonesia.

Detikcom segera mengontak Suli melalui ponselnya dan berhasil. Berikut ini kutipannya.

Selama kunker di Belanda mengapa delegasi terkesan sembunyi-sembunyi dan mengapa tidak melakukan kontak dengan masyarakat? Tatap muka misalnya?

Kita kan ada agenda dalam rangka ini. Kalau masyarakat mau ketemu ya silakan saja menemui.

Sebagai politisi dan pejabat negara, galibnya delegasilah yang berkepentingan menemui masyarakat, misalnya di KBRI. Bagian informasi KBRI saja tidak tahu kedatangan delegasi. Saya dari pers saja susah sekali menghubungi via telepon. Bisa dijelaskan alasannya?

Wah, saya tidak tahu. Saya kan bukan ketua rombongan. Saya sekaligus ingin meluruskan bahwa delegasi tidak tinggal di hotel seperti yang Anda paparkan itu.

Informasi dan data valid menyebutkan bahwa delegasi tinggal di Park Hotel Amsterdam. Kalau Anda membantah, boleh tahu Anda dan delegasi tinggal di mana selama di Amsterdam?

Ya, di hotel itu. Tapi tidak semewah seperti digambarkan. Masih kalah jauh sama hotel di Surabaya. Wong mau cari seterika saja susah. Saya di telepon banyak orang. Semuanya menyalahkan gara-gara pemberitaan itu. Semua koran daerah kan merujuk berita Anda.

(Rabu pagi, 11/7/2007, detikcom sesuai data yang dipegang telah mengkonfirmasi via telepon ke Park Hotel Amsterdam di Stadhouderskade 25. Petugas resepsionis membenarkan ada rombongan yang nama-namanya identik dengan delegasi Komisi A DPRD Jatim. Mengenai spesifikasi hotel bergaya renaissance ini, publik bisa mengontrol dan mengecek sendiri di www.parkhotel.nl)

Sekarang Anda berada di mana?

Saya sekarang sudah di rumah.

Bisakah dijelaskan apa tujuan dan hasil-hasil yang dicapai selama kunker di Belanda?

Kita menelusuri hari jadi Jawa Timur. Memang ada versi temuan dari tim ahli pemerintah provinsi dan versi-versi lainnya yang sudah ada, tapi kan tidak semudah itu. Ada perbedaan-perbedaan dengan hasil kunker kami di sini.

Apa saja perbedaan itu?

Ya, nanti itu kita simpulkan. Kita sampaikan ke ketua dewan.

Bolehkah tahu satu saja perbedaan yang Anda sebutkan itu?

Nanti kita akan bikin laporan, akan ada laporannya dan itu akan kita sampaikan di dewan.

Mengapa tidak dibuka saja dulu point pentingnya kepada masyarakat?

Itu nanti kita sampaikan di Jatim saja, dengan para wartawan pers Indonesia di Jatim sini.

Saya mewawancarai Anda untuk dan atas nama detikcom, pers Indonesia

Lho, kan saya sekarang sudah berada di Indonesia.

Ok. Kalau begitu apa temuan delegasi terkait hari jadi provinsi Jawa Timur?

Ada, yaitu tanggal 1 juli 1928.

Apakah ini yang Anda maksud dengan perbedaan itu?

Ya nanti kita simpulkan. Perjalanan ke Belanda ini kan juga untuk mengkaji sisi perjuangannya, heroismenya, religiusitasnya dan sebagainya. Menetapkan hari jadi provinsi itu tidak hanya berdasarkan tanggal saja, tapi aspek-aspek itu juga harus dipertimbangkan.

Tanggal hari jadi 1 Juli 1928 itu ditemukan di mana? Di Nationaal Archief Den Haag atau KITLV Leiden? Dan dari sumber apa?

Di KITLV. Sumbernya dari sebuah dokumen. (Dikejar apa nama dokumen itu Suli tetap tidak menyebutkan). Dokumennya besar dan tebal sekali. Tapi kita jangan lihat-lihat tanggallah. Kan banyak hal-hal lain. Di Nationaal Archief tidak secara detil. Nanti semua bahan-bahan yang diberikan ke kita akan kita kaji. (es/es)

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/14/time/165352/idnews/804867/idkanal/10

Penyair Legendaris Indonesia

Chairil Anwar (1922-1949)


Puisi-puisi "Si Binatang Jalang" Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar.

Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948).

Dia juga menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.

Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka.

Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.


Chairil menekuni pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( "Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka” (1946).

Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).

Karya-karya terjemahannya adalah: Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948, Andre Gide); Kena Gempur (1951, John Steinbeck).

Sementara karya-karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol adalah: "Sharp gravel, Indonesian poems", oleh Donna M. Dickinson (Berkeley, California, 1960); "Cuatro poemas indonesios, Amir Hamzah, Chairil Anwar, Walujati" (Madrid: Palma de Mallorca, 1962); Chairil Anwar: Selected Poems oleh Burton Raffel dan Nurdin Salam (New York, New Directions, 1963); "Only Dust: Three Modern Indonesian Poets", oleh Ulli Beier (Port Moresby [New Guinea]: Papua Pocket Poets, 1969);

The Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Burton Raffel (Albany, State University of New York Press, 1970); The Complete Poems of Chairil Anwar, disunting dan diterjemahkan oleh Liaw Yock Fang, dengan bantuan HB Jassin (Singapore: University Education Press, 1974); Feuer und Asche: sämtliche Gedichte, Indonesisch/Deutsch oleh Walter Karwath (Wina: Octopus Verlag, 1978); The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, oleh Burton Raffel (Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies, 1993)

Sedangkan karya-karya tentang Chairil Anwar antara lain:
1) Chairil Anwar: memperingati hari 28 April 1949, diselenggarakan oleh Bagian Kesenian Djawatan Kebudajaan, Kementerian Pendidikan, Pengadjaran dan Kebudajaan (Djakarta, 1953); 2) Boen S. Oemarjati, "Chairil Anwar: The Poet and his Language" (Den Haag: Martinus Nijhoff, 1972); 3) Abdul Kadir Bakar, "Sekelumit pembicaraan tentang penyair Chairil Anwar" (Ujung Pandang: Lembaga Penelitian dan Pengembangan Ilmu-Ilmu Sastra, Fakultas Sastra, Universitas Hasanuddin, 1974); 4) S.U.S. Nababan, "A Linguistic Analysis of the Poetry of Amir Hamzah and Chairil Anwar" (New York, 1976); 5) Arief Budiman, "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan" (Jakarta: Pustaka Jawa, 1976);

6) Robin Anne Ross, Some Prominent Themes in the Poetry of Chairil Anwar, Auckland, 1976; 7) H.B. Jassin, "Chairil Anwar, pelopor Angkatan '45, disertai kumpulan hasil tulisannya", (Jakarta: Gunung Agung, 1983); 8) Husain Junus, "Gaya bahasa Chairil Anwar" (Manado: Universitas Sam Ratulangi, 1984); 9) Rachmat Djoko Pradopo, "Bahasa puisi penyair utama sastra Indonesia modern" (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985); 10) Sjumandjaya, "Aku: berdasarkan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar (Jakarta: Grafitipers, 1987); 11) Pamusuk Eneste, "Mengenal Chairil Anwar" (Jakarta: Obor, 1995); 12) Zaenal Hakim, "Edisi kritis puisi Chairil Anwar" (Jakarta: Dian Rakyat, 1996). ►e-ti/tsl, dari berbagai sumber

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

==============================

PUISI - PUISI CHAIRIL ANWAR

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ! (1948)

Siasat, Th III, No. 96, 1949

================================

MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang

Zaman Baru, No. 11-12, 20-30 Agustus 1957

==================================

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi (1948)

Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957

==============================

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8, Agustus 1954

=========================


PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)

Liberty, Jilid 7, No 297, 1954

==========================================


AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

===============================


PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Maret 1943

===================================

HAMPA

kepada sri

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

==========================


DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

================================


SAJAK PUTIH

Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

==================================


SENJA DI PELABUHAN KECIL
buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
1946

==================================


CINTAKU JAUH DI PULAU

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
(1946)

==================================


MALAM DI PEGUNUNGAN

Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!
(1947)

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
(1949)

============================


DERAI DERAI CEMARA

cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
(1949)

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia

Roy Sembel:Bangga Jadi Guru

Roy Sembel

Krisis terjadi terutama karena sekitar 90 persen manusia hanya menggunakan 10 persen dari kapasitas dalam dirinya pada 90 persen waktu yang dimilikinya. Itulah pendapat Roy Sembel, doktor ahli ekonomi keuangan perusahaan. Tidak usah banyak-banyak, kalau bisa menggunakan 20 persen saja dari kapasitasnya, manusia akan menaikkan apa yang didapat dua kali lipat dari rata-rata hasil.

Dengan demikian, krisis akan tertanggulangi. Persoalannya, bagaimana caranya sehingga angka 10 persen itu bisa dinaikkan?

Coba tanya pada Profesor Roy Sembel, doktor ahli ekonomi keuangan perusahaan (corporate finance) lulusan The Joseph M Katz Graduate School of Business, University of Pittsburgh, Amerika Serikat. Menurut dia, itu harus melalui pendidikan dalam arti luas. Pendidikan yang dia maksud adalah pendidikan yang bersifat holistik.

Ia berpendapat pendidikan semestinya bukan hanya mengasah kemampuan analitis atau kecerdasan otak (intelligence quotient/IQ). Akan tetapi, pendidikan harus secara seimbang mengembangkan kecerdasan kreativitas (creativity quotient), kecerdasan emosional (emotional quotient), dan kecerdasan spiritual (spiritual quotient).

Laporan dari Den Haag Cak Google: Hari Jadi Jatim 01-01-1929

14/07/2007 11:53 WIB


Eddi Santosa - detikcom



W. Ch. Hardemaan, Gubernur Pertama Provinsi Jawa TimurDen Haag - Kalau Komisi A DPRD Jatim tidak mengada-ada, cukup minta tolong Cak Google. Tak perlu keluar ongkos. Hari jadi Provinsi Jawa Timur itu sudah jelas sejelas gajah di siang cerah: 01-01-1929.

Nationaal Archief Belanda tidakperlu didatangi jauh-jauh, cukup diakses dari internet. Minta tolong Cak Google, ketikkan entry: nationaal archief, maka akan ketemu alamat websitenya: www.nationaalarchief.nl

Di sana tersedia mesin pencari. Silakan cari arsip-arsip lama tentang pemerintahan Oost-Java (Jawa Timur) sampai perusahaan-perusahaan yang ada di zaman Nederlands-Indie. Kalau Komisi A DPRD Jawa Timur tidak bisa berbahasa Belanda ya jujur saja. Libatkan penerjemah bahasa Belanda profesional atau mahasiswa sastera Belanda.

Dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie nr.298 van 1928 tepatnya pada Artikel I disebutkan bahwa "...het gewest Oost-Java is een provincie... deze ordonnantie treedt in werking met ingang van 1 Januari 1929 (...wilayah Jawa Timur adalah sebuah provinsi... peraturan ini berlaku mulai 1 Januari 1929,"

Selanjutnya ada sebuah buku karya Van Ingen yang memperkuat soal hari jadi Provinsi Jawa Timur itu, Tien Jaar Provincie Oost-Java, 1929-1939 terbitan Soerabaja tahun 1940. Di situ Van Ingen merekam jejak perkembangan provinsi paling timur di Jawa itu.

Kalau Cak Google ditanya lebih jauh lagi, bisa ditemukan kutipan memoar tentang catatan sosok gubernur pertama, yakni W. Ch. Hardemaan yang disebut sebagai echte Indische Jongen (asli Bumi Putera, maksudnya lahir di Nederlands-Indie, red) dan nama istrinya S.E. Hardeman-Scheel, lengkap dengan menyinggung tanggal resmi pembentukan Provinsi Jawa Timur, dari sumber Moesson nr. 17.

"...op 6 juni 1926 werd hij resident van Soerabaia, op 1 juli 1928 volgde zijn benoeming tot gouverneur van het gewest Oost-Java, terwijl hij op 1 januari 1929 tevens gouverneur van de provincie Oost-Java werd... (...pada 6 Juni 1926 dia menjadi Residen Surabaya, pada 1 Juli 1928 menyusul pengangkatannya sebagai Gubernur Wilayah Jawa Timur, sementara dia pada 1 Januari 1929 sekaligus menjadi Gubernur Provinsi Jawa Timur...),"

Selain riset data melalui internet, masih ada alternatif lain yakni dengan memanfaatkan kantor perwakilan atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). KBRI selanjutnya bisa menggunakan kompetensi dan sumber dayanya untuk mencari data yang diperlukan. Murah meriah. Jawa Timur tidak perlu membuang ongkos miliaran untuk sebuah perjalanan nonsens.

Lagipula sudah menjadi rahasia umum bahwa delegasi-delegasi semacam ini tetap saja meminta orang KBRI sebagai penerjemah. Sudah rombongannya besar, ternyata cuma grudak-gruduk (mengekor seperti bebek) saja.

Untuk kasus Komisi A DPRD Jatim, coba dites ada atau tidak yang bisa menguasai bahasa Belanda? Bukankah janggal kalau bahasa Belanda tidak tahu, tapi berlagak studi arsip dan riset data ke Belanda? Bagaimana mereka bisa mempelajari dan menyerap arsip dan dokumen? Bukankah lebih terhormat kalau tinggal di rumah alias menggali data dari Surabaya saja?
(es/es)

Friday, July 13, 2007

Hidayat: BK Jangan Tebang Pilih

39 Anggota DPR Penerima DKP

Jakarta - Badan Kehormatan (BK) memutuskan akan memeriksa 39 anggota DPR penerima DKP setelah melakukan sosialisasi. Langkah BK dikritik tajam Ketua MPR Hidayat Nurwahid.

"Sosialisasi dan pemeriksaan menjadi 2 hal yang tidak bisa dipertentangkan. Jadi jangan sampai BK tebang pilih dalam menanganinya sehingga membuat masalah tidak valid," kata Hidayat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/7/2007).

Menurut dia, sosialisasi sebaiknya tidak menghentikan pemeriksaan 39 anggota DPR yang diduga menerima aliran dana DKP dari Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi.

"Sosialisasi bukan hal yang sulit. Jadi harusnya tidak perlu didikotomikan dan bisa dilakukan secara bersama-sama," ujarnya.

Ketika ditanya mengenai sanksi terhadap anggota FPKS Fahri Hamzah, Hidayat meminta BK mempertimbangkan aspek kepatutan.

"Fahri waktu mendapat uang itu belum menjadi anggota DPR. Jadi seharusnya bukan BK yang menanganinya. Ini di luar kewenangan BK, harusnya diserahkan ke KPK," kata mantan Presiden PKS ini. (aan/sss)

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/13/time/133333/idnews/804544/idkanal/10

Dana DKP, Rokhmin Digiring Agar Menyatakan Fahri Hamzah Salah

Anwar Khumaini - detikcom

Jakarta - FPKS rupanya kecewa berat dengan sanksi Badan Kehormatan (BK) DPR pada anggotanya, Fahri Hamzah, terkait aliran dana Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP). Wakil Ketua BK Gayus Lumbuun pun dituding sebagai biang keladi.

"Gayus seolah-oleh menggiring Rokhmin (mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri) untuk menyatakan seolah-olah Fahri bersalah," cetus Ketua FPKS Mahfudz Sidik dalam keterangan pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/7/2007).

Gayus juga dianggap tidak paham akan posisinya sebagai Wakil Ketua BK. Hal terlihat sanksi yang diberikan kepada Fahri Hamzah, yang dinilai Mahfudz tidak ada dalam Tatib DPR.

Tatib menyebutkan, ada 3 sanksi yang bisa diberikan kepada anggota DPR, yakni peringatan atau teguran, diberhentikan dari jabatan kelengkapan anggota DPR, dan diberhentikan dari anggota DPR.

Sanksi yang dijatuhkan kepada Fahri adalah sampai batas masa anggota DPR berakhir tidak boleh menduduki jabatan kelengkapan anggota DPR. Sanksi ini dianggap untuk menjegal Fahri jadi pimpinan.

Oleh BK, Fahri diberi sanksi tidak boleh menduduki jabatan kelengkapan anggota DPR sampai batas masa anggota DPR berakhir. Sanksi ini dinilai untuk menjegal Fahri jadi pimpinan.

Mahfudz juga meminta BK agar segera memproses 39 nama anggota DPR yang diduga mendapatkan dana DKP. Hal ini dimaksudkan agar tidak membingungkan masyarakat dan lebih memperjelas duduk persoalan.

"Dengan diprosesnya 39 nama anggota DPR, diharapkan tidak ada agenda tebang pilih," imbuhnya.

Mahudz curiga, ditundanya proses pemeriksaan itu diduga untuk menunda-nunda waktu semata. "Nama-nama itu menyangkut sekian banyak anggota DPR. Ini semakin menunjukkan ke publik bahwa banyak anggota DPR yang mendapatkan dana tersebut," pungkas dia. (nvt/sss)

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/13/time/132838/idnews/804542/idkanal/10

Fauzi Bowo: Waktunya Tidak Cocok

Absen Debat Cagub di UI Depok

Jakarta - Cagub DKI Jakarta yang diusung Koalisi Jakarta Fauzi Bowo membantah dirinya takut berhadapan dengan Adang Daradjatun dalam debat publik yang digelar di Kampus UI Depok Kamis 12 Juli kemarin. Fauzi beralasan waktu debat tidak cocok.

"Kalau waktunya tidak cocok, masing-masing kita kan punya schedule yang barangkali tidak ketemu pada satu saat. Tapi saatnya pasti ada kita ketemu," kata Fauzi usai menghadiri Festival Budaya Anak Pinggiran di Tugu Proklamasi, Jl Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (13/7/2007).

Wagub DKI yang cuti itu menegaskan, dia siap diundang dan berdebat dengan Adang jika ada pihak-pihak yang akan menggelar kembali acara debat publik.

"Sama siapa saja saya siap layani, asal waktunya cocok," ujar Fauzi sambil bergegas menuju mobilnya.

Wartawan yang belum puas pun mengejar Fauzi. "Kok buru-buru pulang, Pak. Takut ketemu Pak Adang ya di sini," kelakar seorang wartawan.

Mendapat pertanyaan seperti itu Fauzi yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah wartawan. "Siapa bilang (buru-buru). Saya diundang, saya datang pada waktunya. Saya selalu datang pada waktunya," jawab Fauzi dengan nada tinggi.

"Emang kalau saya ada acara lain ada larangan apa. Saya ada komitmen dengan Duta Besar Mesir," cetus Fauzi sambil berlalu dan naik ke mobilnya.

Memang dalam acara tersebut, cagub yang diusung PKS Adang Daradjataun turut diundang. Namun hingga Fauzi Bowo pulang sekitar pukul 10.35, mantan Wakapolri itu belum menampakkan diri. (bal/nrl)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/13/time/115432/idnews/804515/idkanal/10

Krisis Kader Pemimpin, Parpol Diminta Lakukan Desentralisasi

2007-07-12 21:21:00

M. Rizal Maslan - detikcom

Jakarta - Guna mendewasakan parpol yang ada saat ini, sudah seharusnya semua partai politik melakukan desentralisasi. Desentralisasi parpol ini sangat penting guna memunculkan kader-kadernya sebagai pemimpin.

Seperti diketahui, dalam Pilkada DKI Jakarta saat ini hanya ada dua pasangan yang mencalonkan diri sebagai gubernur dan wakil gubernur. Contohnya, pasangan Adang Daradjatun yang didukung PKS maupun Fauzi Bowo yang didukung 19 parpol besar.

"Terasa tidak etis bahwa partai kader seperti PKS mencalonkan Adang Daradjatun yang bukan kader inti sebagai gubernur DKI Jakarta. Ini hal yang dapat mengecewakan para kader maupun simpatisannya," kata pengamat politik CSIS Indra J Piliang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/7/2007).

Menurut Indra, sebagian partai politik saat ini memang sangat kekurangan kader yang bisa dijadikan figur yang mampu menjadi pemimpin, termasuk PKS. Padahal menurut penilaiannya, PKS justru saat ini memiliki kader-kader yang sangat militan dan solid.

Untuk itu, Indra mempertanyakan, kenapa PKS tidak mencalonkan salah satu kadernya yang terbaik seperti Hidayat Nurwahid. "Kan, Nurmahmudi Ismail juga bisa dicalonkan sebagai walikota Depok, meskipun sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri. Dan terbukti dia menang," imbuh Indra.

Indra mengingatkan, dengan mengusung calon pemimpin yang bukan berasal dari kader parpol sangat beresiko memunculkan perpecahan di tubuh partai yang bersangkutan. Indra mencontohkan, kasus Pilkada di Bengkulu tahun lalu, dimana PKS ditinggalkan oleh tokoh yang diusungnya setelah berhasil menduduki jabatan gubernur dan masuk parpol lain.

"Tapi boleh jadi PKS sendiri sudah siap dengan kemungkinan ini. Tentu saja para elit PKS harus mempertanggungjawabkan keputusannya pada seluruh kader partai tersebut," tambah Indra.

Indra juga berharap, bila kedua kandidat gubernur DKI Jakarta untuk bersikap untuk lebih bijaksana untuk membangun pilkada sebagai proses demokrasi yang lebih baik. Semua pasangan manapun harus mendukung pasangan yang menang untuk melaksanana program pemerintahnya. (zal/gah)

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/12/time/212108/idnews/804284/idkanal/10

Thursday, July 12, 2007

TEH


Daun teh di dalam mangkuk teh gaiwan
Daun teh di dalam mangkuk teh gaiwan
Tanaman teh
Tanaman teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman semak Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia[1]. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor enam di dunia.[2]

Daftar isi

[sembunyikan]

Pengolahan teh dan pengelompokan

Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.

Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi. Teh yang sudah mengalami fermentasi dengan jamur harus dibuang, karena mengandung unsur racun dan unsur bersifat karsinogenik.

Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:

Teh putih
Teh yang dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
Teh hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).
Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh hitam atau teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Terjemahan harafiah dari aksara hanzi untuk teh bahasa Tionghoa (红茶) atau (紅茶) dalam bahasa Jepang adalah "teh merah" karena air teh sebenarnya berwarna merah. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" adalah sebutan untuk teh rooibos yang termasuk golongan teh herbal. Teh hitam masih dibagi menjadi 2 jenis: Ortodoks (teh diolah dengan metode pengolahan tradisional) atau CTC (metode produksi teh Crush, Tear, Curl yang berkembang sejak tahun 1932). Teh hitam yang belum diramu (unblended) dikelompokkan berdasarkan asal perkebunan, tahun produksi, dan periode pemetikan (awal musim semi, pemetikan kedua, atau musim gugur). Teh jenis Ortodoks dan CTS masih dibagi-bagi lagi menurut kualitas daun pasca produksi sesuai standar Orange Pekoe.
Pu-erh (Póu léi dalam bahasa Kantonis)
Teh pu-erh terdiri dari dua jenis: "mentah" dan "matang." Teh pu-erh yang masih "mentah" bisa langsung digunakan untuk dibuat teh atau disimpan beberapa waktu hingga "matang". Selama penyimpanan, teh pu-erh mengalami oksidasi mikrobiologi tahap kedua. Teh pu-erh "matang" dibuat dari daun teh yang mengalami oksidasi secara artifisial supaya menyerupai rasa teh pu-erh "mentah" yang telah lama disimpan dan mengalami proses penuaan alami. Teh pu-erh "matang" dibuat dengan mengontrol kelembaban dan temperatur daun teh mirip dengan proses pengomposan. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan, aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah" kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang. Pakar bidang teh dan penggemar teh belum menemui kesepakatan soal lama penyimpanan yang dianggap optimal. Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit. Orang Tibet mempunyai kebiasaan minum teh pu-erh yang dicampur dengan mentega dari lemak yak, gula dan garam.
Teh Kuning
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
Kukicha
Teh kualitas rendah dari campuran tangkai daun dan daun teh yang sudah tua hasil pemetikan kedua, dan digongseng di atas wajan.
Genmaicha
Teh hijau bercampur berondong dari beras yang belum disosoh, beraroma harum dan sangat populer di Jepang.
Teh bunga
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (H­eung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.



Teh juga sering dikaitkan dengan kegunaannya untuk kesehatan. Teh hijau dan teh pu-erh sering digunakan untuk diet. Orang juga sering menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yin yang. Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin agar seimbang.

Ramuan teh

Sebagian besar merek teh yang dijual di pasaran merupakan hasil ramuan ahli teh yang membuat blend yang unik untuk merek tersebut dari berbagai daun teh yang berbeda. Rasa enak dari teh berkualitas tinggi dan berharga mahal biasanya bisa menutupi rasa teh yang berkualitas rendah, sehingga kualitas teh bisa meningkat dan dapat dijual dengan harga yang lebih pantas. Teh hasil ramuan juga menjaga agar rasa teh yang dimiliki merek tertentu tetap stabil sepanjang masa.

Teh melati dibuat dengan mencampur kuncup melati yang siap mekar. Sebelum dicampur dengan kuncup melati, daun teh mengalami proses pelembaban agar harum melati dapat menempel pada daun teh.

Komposisi

Teh mengandung sejenis antioksidan yang bernama katekin. Pada daun teh segar, kadar katekin bisa mencapai 30% dari berat kering. Teh hijau dan teh putih mengandung katekin yang tinggi, sedangkan teh hitam mengandung lebih sedikit katekin karena katekin hilang dalam proses oksidasi. Teh juga mengandung kafein (sekitar 3% dari berat kering atau sekitar 40 mg per cangkir), teofilin dan teobromin dalam jumlah sedikit.[1]

Teh dalam berbagai bahasa

Aksara hanzi untuk teh adalah 茶, tapi diucapkan berbeda-beda dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa. Penutur bahasa Hokkien asal Xiamen menyebutnya sebagai te, sedangkan penutur bahasa Kantonis di Guangzhou dan Hong Kong menyebutnya sebagai cha. Penutur dialek Wu di Shanghai dan sekitarnya menyebutnya sebagai zoo.

Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan te menurut dialek bahasa Hokkien: bahasa Afrikaans (tee), bahasa Armenia, bahasa Katalan (te), bahasa Denmark (te), bahasa Belanda (thee), bahasa Inggris (tea), bahasa Esperanto (teo), bahasa Estonia (tee), bahasa Faroe (te), bahasa Finlandia (tee), bahasa Perancis (thé), bahasa Frisia (tee), bahasa Galicia (), bahasa Jerman (Tee), bahasa Ibrani (תה, /te/ or /tei/), bahasa Hongaria (tea), bahasa Islandia (te), bahasa Irlandia (tae), bahasa Italia (), bahasa Latin (thea), bahasa Latvia (tēja), bahasa Melayu (teh), bahasa Norwegia (te), bahasa Polandia (herbata dari bahasa Latin herba thea), bahasa Gaelik-Skotlandia (, teatha), bahasa Sinhala, bahasa Spanyol (), bahasa Swedia (te), bahasa Tamil (thè), bahasa Wales (te), and bahasa Yiddish (טיי, /tei/).

Bahasa yang menyebut "teh" mengikuti sebutan cha atau chai: bahasa Albania (çaj), bahasa Arab (شَاي), bahasa Bengali (চা), bahasa Bosnia (čaj), bahasa Bulgaria (чай), bahasa Kapampangan (cha), bahasa Cebuano (tsa), bahasa Kroasia (čaj), Bahasa Ceko (čaj), bahasa Yunani (τσάι), bahasa Hindi (चाय), bahasa Jepang (茶, ちゃ, cha), bahasa Korea (차), bahasa Makedonia (čaj), bahasa Malayalam, bahasa Nepal (chai), bahasa Persia (چاى), bahasa Punjabi (ਚਾਹ), bahasa Portugis (chá), bahasa Rumania (ceai), bahasa Rusia, (чай, chai), bahasa Serbia (чај), bahasa Slowakia (čaj), bahasa Slovenia (čaj), bahasa Swahili (chai), bahasa Tagalog (tsaa), bahasa Thai (ชา), bahasa Tibet (ja), bahasa Turki (çay), Bahasa Ukraina (чай), bahasa Urdu (چاى) dan bahasa Vietnam (trà atau chè).

Kemasan

Teh celup
Teh celup
Teh celup
Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup. Sari Wangi adalah perintis teh celup merek lokal [3] di Indonesia.
Teh seduh (daun teh)
Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.
Teh yang dipres
Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan. Teh pu erh dijual dalam bentuk padat dan diambil sedikit demi sedikit sewaktu mau diminum. Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa.
Teh stik
Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh.
Teh instan
Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan atau dicampur susu bubuk.

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Graham H. N.; Green tea composition, consumption, and polyphenol chemistry; Preventive Medicine 21(3):334-50 (1992).
  • Jana Arcimovičová, Pavel Valíček (1998): Vůně čaje, Start Benešov. ISBN 80-902005-9-1 (in Czech)
  • T. Yamamoto, M Kim, L R Juneja (editors): Chemistry and Applications of Green Tea, CRC Press, ISBN 0-8493-4006-3
  • Lu Yu (陆羽): Cha Jing (茶经) (The classical book on tea). References are to Czech translation of modern-day editon (1987) by Olga Lomová (translator): Kniha o čaji. Spolek milců čaje, Praha, 2002. (in Czech)
  • John C. Evans (1992): Tea in China: The History of China's National Drink,Greenwood Press. ISBN 0-313-28049-5
  • Kit Chow, Ione Kramer (1990): All the Tea in China, China Books & Periodicals Inc. ISBN 0-8351-2194-1 References are to Czech translation by Michal Synek (1998): Všechny čaje Číny, DharmaGaia Praha. ISBN 80-85905-48-5
  • Stephan Reimertz (1998): Vom Genuß des Tees : Eine eine heitere Reise durch alte Landschaften, ehrwürdige Traditionen und moderne Verhältnisse, inklusive einer kleinen Teeschule (In German)
  • Jane Pettigrew (2002), A Social History of Tea
  • Roy Moxham (2003), Tea: Addiction, Exploitation, and Empire

Pranala luar

Fauzi Ditunggu Adang di Depok

2007-07-12 14:37:00

Ramdhan Muhaimin - detikcom

Depok - BEM UI menggelar debat kandidat gubernur DKI Jakarta. Cagub dari PKS Adang Daradjatun datang, sementara cagub dari Koalisi Jakarta Fauzi Bowo tak kunjung datang.

Menurut penyelenggara, kedua cagub itu sudah diundang dan memberikan konfirmasi hadir beberapa hari lalu. Namun sampai waktu debat dimulai pukul 13.30 WIB, Kamis (12/7/2007), hanya Adang yang nongol.

"Sampai saat ini, kami panitia belum mendapat konfirmasi tentang kepastian hadir-tidaknya Pak Fauzi Bowo. Kita masih tunggu," ujar moderator debat saat memulai acara yang berlangsung di Balai Sidang UI, Depok itu.

Jadilah Adang menguasai panggung, menunggu cecaran-cecaran pertanyaan dari panelis-panelis dari UI. Di antara panelisnya terdapat pakar komunikasi politik UI Effendi Ghazali dan pakar sosiologi UI Imam B Prasodjo.

Adang kembali mengeluarkan janji-janji seandainya terpilih jadi gubernur nanti. Pertama, Adang akan menggratiskan biaya pendidikan untuk tingkat SLTA.

"Kita appreciate dengan pemerintah DKI yang sudah menggratiskan pendidikan dari tingkat SD-SMP, dengan mengalokasikan 20 persen anggaran dalam APBD. Kita berharap dalam tahun depan bisa juga untuk SMA," kata mantan Wakapolri itu.

Adang juga menggelar rencana program kesehatan. Adang berjanji membuat UU yang berkaitan dengan asuransi kesehatan untuk keluarga miskin.

"Saya ingin mengembangkan UU yang berkaitan dengan asuransi. Saya ingin, setiap keluarga yang datang ke rumah sakit jangan ditolak, karena sudah ada payung UU Asuransi," ujar Adang.

Hingga pukul 14.30 WIB, Fauzi tak kunjung datang juga. Fauzi memang dikenal sering tak hadir dalam debat-debat terbuka, baik yang disiarkan di televisi atau di tempat publik.

Beberapa arena debat publik yang tak dihadiri Fauzi misalnya debat publik cagub yang digelar di Hotel Kemang awal Juli 2007 lalu. Kemudian debat publik di kediaman pengusaha Muryati Sudibyo Rabu 11 Juli, lagi-lagi Fauzi tak hadir. (aba/sss)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/12/time/143735/idnews/804109/idkanal/10

Mundurnya Zaenal Jadi Bola Liar Reshuffle Pimpinan DPR

Mundurnya Zaenal Jadi Bola Liar Reshuffle Pimpinan DPR

Jakarta - Rencana Zaenal Maarif meninggalkan DPR dapat menjadi bola liar untuk memunculkan wacana reshuffle pimpinan DPR. Banyak posisi pimpinan DPR yang terancam jika Zaenal mundur sebagai wakil ketua.

"Kalau Zaenal Maarif diganti bisa menjadi bola liar. Apalagi sebelumnya sudah pernah muncul wacana kocok ulang pimpinan DPR," analisis Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, pada detikcom, Kamis (12/7/2007).

Qodari lalu merunut proses terpilihnya Zaenal pada 2004 silam. Kala itu persaingan calon pimpinan DPR terbagi dalam dua paket yaitu dari Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan. Koalisi Kebangsaan terdiri dari Golkar, PDIP, PKB dan PBR. Sedang lawannya adalah PD, PKS, PPP dan PAN. Koalisi Kebangsaan menang sehingga Zaenal Maarif pun menduduki kursi wakil ketua DPR dari PBR.

Menurut Qodari, jika salah satu wakil ketua tersebut mundur, maka koleganya yang lain dari satu paket, harus turut mundur juga. "Kalau satu orang keluar berarti satu paket ini gugur," ujarnya.

Qodari melihat Zaenal sebagai tokoh yang penuh kontroversi. Langkahnya yang dulu sempat mau pindah ke PDIP, dinilai sebagai hal yang keliru.

"Kalau mencari suaka mesti yang partainya sewarna, seperti PPP, dan PKS. Saya kira itu akan mudah diterima. Saya kira dia kehabisan akal dan lebih baik mundur," ujarnya. (mly/nrl)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/12/time/093517/idnews/803912/idkanal/10

Zaenal Maarif, Poligami & Keppres

Muhammad Nur Hayid - detikcom

Jakarta - Rencana pamitan Zaenal Maarif dari DPR jelas kian memanaskan hawa DPR. Gonjang-ganjing yang menimpa Zaenal ini diawali saat dia berpoligami pada akhir Desember 2006 .

PBR pimpinan Bursah Zarnubi menilai tindakan eks saingannya memperebutkan kursi ketua umum partai itu tidak sesuai dengan nafas partai. Bursah pun melayangkan usulan recalling terhadap Zaenal.

Usul recalling ini tak mulus karena friksi yang ada di PBR. Usulan ini menggantung hingga beberapa bulan karena ada perbedaan penafsiran terhadap AD/ART PBR, terkait izin dari Dewan Syuro dalam setiap recalling partai.

Di DPR pun recalling ini mendapatkan ganjalan. Namun akhirnya Bursah bisa meyakinkan Ketua DPR Agung Laksono untuk bisa meneruskan proses recalling Zaenal ke KPU, proses yang harus dilewati dalam setiap recalling.

Dengan percaya diri, Agung akhirnya melayangkan surat recalling Zaenal ke KPU yang ditandatanginya sendiri. Akibat tindakan ini, 3 wakil ketua memprotes surat Agung dengan mengirimkan surat yang sama ke KPU yang menyatakan pembatalan surat Agung.

Namun dengan berbagai pertimbangan, KPU memilih surat Agung yang dinilai sah dibanding surat 3 wakil ketua lainnya. Hal yang sama juga ditegaskan Agung bahwa setiap recalling hanya ditandantangani sendiri tanpa melalui rapat pimpinan. Alasannya pimpinan DPR tidak bisa menghambat recalling karena itu hak partai.

Setelah KPU mengakui surat Agung, diperkirakan proses recalling Zaenal sudah berjalan. Bahkan menurut sumber detikcom, surat recalling sudah dikirim KPU ke DPR dan akan diteruskan ke Presiden.

Jika sumber ini benar artinya posisi Zaenal memang tidak aman karena sedang menunggu waktu untuk dapat menerima surat keputusan presiden (keppres) terkait recalling dirinya. Apakah Zaenal mundur karena ini? Untuk mengetahui kepastiannya, kita tunggu penjelasan Zaenal pukul 11.00 WIB nanti! (mly/nrl)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/12/time/084823/idnews/803888/idkanal/10

Kisah Asmara Siswi SMU dengan Pak Bupati


Kisah Asmara Siswi SMU dengan Pak Bupati
JADI TERSANGKA SETELAH JANJI DINIKAHI TAK DITEPATI

Pelajar SMU kelas 3 ini bersama ibunya, Yeni Karleni, dan pengacaranya, Agus Setiawan, S.H. mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) pimpinan Seto Mulyadi umat (26/11). Ia menceritakan kegalauannya karena dijadikan tersangka setelah dituduh mencemarkan nama baik bupati seputar hubungan asmara mereka. Berikut penuturan, Ratu Shinta Dewi Kristina (17), dara jelita itu.

KLIK - Detail
Saya berkenalan Dimyati Natakusuma ketika ada pertandingan basket antar sekolah di alun-alun kota Pandeglang (Banten). Saat itu, saya bertindak sebagai ketua cheerleader. Saya tidak tahu acara itu dihadiri oleh Dimyati. Semula saya juga tidak tahu dia seorang Bupati Pandeglang.

Usai acara, saya dipanggil oleh seorang satpol yang mengaku suruhan Dimyati. Dia minta saya menghadap Dimyati di tempat itu juga. Saat bertemu, Dimyati menanyai nama dan alamat saya. Dia juga memberikan nomor handphone-nya.

Dua hari kemudian saya coba misscall dia. Eh enggak lama dia menghubungi saya. Saat itu dia minta saya main ke kantornya. Lalu bersama seorang teman, saya datang ke kantornya. Setelah teman saya pulang, dia minta saya masuk ke ruang kerja. Kemudian dia mengunci kamar kerjanya. Kami ngobrol saja.

BERTEMU DI HOTEL
Singkat cerita, kami mulai berpacaran 7 Agustus 2003. Dia sering telepon dan SMS. Dalam sehari bisa 10 kali SMS. Selain telepon, kami juga makin sering bertemu. Soalnya, Dimyati melalui ajudannya sering menjemput saya dengan mobil ke rumah, bahkan ke sekolah. Itu sebabnya, banyak teman sekolah maupun guru yang tahu kalau saya dekat dengan bupati.

Hubungan kami pun semakin akrab, apalagi saya pernah dijanjikan akan dinikahi. Kami pun sering jalan-jalan sampai ke luar kota Pandeglang. Biasanya, kami ke Jakarta pada hari Sabtu. Pertama kali saya diajak ke sebuah hotel di Tangerang. Selanjutnya, saya sering diajak ke Hotel Citra Land di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Pertama, sih, hanya jalan-jalan, selanjutnya langsung masuk hotel.

KLIK - Detail (Ketika ditanya, apa saja yang dilakukan di dalam kamar hotel, Shinta menjawab, "Aduh jangan ditanyai tentang itu, deh," ujarnya sambil menutup wajahnya dengan tangan. Pipit, salah satu anggota Komnas Perlindungan Anak, mengatakan agar wartawan jangan menulis tentang hal itu. Namun, berita yang kemudian beredar, mereka melakukan hubungan badan selama di hotel.)

Semua itu menimbulkan rasa senang dan cinta saya kepadanya. Padahal, semula perasaan saya biasa saja. Begitu dekatnya hubungan kami, saya memanggil dia dengan sebutan Aa. Sebaliknya dia memanggil saya dengan sebutan sayang.

Meski kami sudah merasa akrab, saya tidak pernah menceritakan hubungan kami kepada orang tua karena saya takut. Apalagi Dimyati pernah minta agar hubungan kami tidak
boleh diberitahu kepada siapa pun, termasuk kepada orang tua saya. Kalau Ibu menanyakan saya pergi dengan siapa, saya jawab saja dengan Aa. Ibu percaya saja. Beliau mengira Aa itu teman sebaya saya, bukan Dimyati.

Saat bertemu, Dimyati pernah memberi saya uang, tetapi saya menolak. Demi Allah, saya tidak pernah menerima uang darinya. Pada dasarnya saya mencintai dia lahir batin. Pokoknya enggak bisa diungkapkan. Jadi, yang saya inginkan adalah tanggung jawab moral, bukan uangnya.
SERING DITEROR
Saya merasa senang ketika dia berjanji akan menikahi saya. Ya, itulah yang saya inginkan. Namun, sampai Februari 2004, janjinya itu sampai tidak kunjung direalisasi. Yang terjadi, justru Dimyati kayaknya menghindar, meski masih saja dia menelepon saya. Dia selalu menghindar dengan alasan sibuk. Saya pun kecewa dan sedih. Meski demikian, saya tidak pernah menagih janjinya.

Kejadian ini saya ceritakan kepada seorang teman yang kemudian mengajak saya ke sebuah LSM, Lembaga Justitia masyarakat Banten (LSM-JMB). Di sana bertemu dengan Cecep Solichin. Saya diminta menceritakan tentang hubungan saya dengan Dimyati. Entah kenapa, Cecep merekam pengakuan saya dengan handycam. Saya sempat bertanya kenapa direkam. Katanya, hal itu untuk dokumentasi mereka. Tapi kenyataannya, LSM itu menyebarluaskannya ke masyarakat.