Saturday, July 14, 2007

Laporan dari Den Haag Cak Google: Hari Jadi Jatim 01-01-1929

14/07/2007 11:53 WIB


Eddi Santosa - detikcom



W. Ch. Hardemaan, Gubernur Pertama Provinsi Jawa TimurDen Haag - Kalau Komisi A DPRD Jatim tidak mengada-ada, cukup minta tolong Cak Google. Tak perlu keluar ongkos. Hari jadi Provinsi Jawa Timur itu sudah jelas sejelas gajah di siang cerah: 01-01-1929.

Nationaal Archief Belanda tidakperlu didatangi jauh-jauh, cukup diakses dari internet. Minta tolong Cak Google, ketikkan entry: nationaal archief, maka akan ketemu alamat websitenya: www.nationaalarchief.nl

Di sana tersedia mesin pencari. Silakan cari arsip-arsip lama tentang pemerintahan Oost-Java (Jawa Timur) sampai perusahaan-perusahaan yang ada di zaman Nederlands-Indie. Kalau Komisi A DPRD Jawa Timur tidak bisa berbahasa Belanda ya jujur saja. Libatkan penerjemah bahasa Belanda profesional atau mahasiswa sastera Belanda.

Dalam Staatsblad van Nederlandsch-Indie nr.298 van 1928 tepatnya pada Artikel I disebutkan bahwa "...het gewest Oost-Java is een provincie... deze ordonnantie treedt in werking met ingang van 1 Januari 1929 (...wilayah Jawa Timur adalah sebuah provinsi... peraturan ini berlaku mulai 1 Januari 1929,"

Selanjutnya ada sebuah buku karya Van Ingen yang memperkuat soal hari jadi Provinsi Jawa Timur itu, Tien Jaar Provincie Oost-Java, 1929-1939 terbitan Soerabaja tahun 1940. Di situ Van Ingen merekam jejak perkembangan provinsi paling timur di Jawa itu.

Kalau Cak Google ditanya lebih jauh lagi, bisa ditemukan kutipan memoar tentang catatan sosok gubernur pertama, yakni W. Ch. Hardemaan yang disebut sebagai echte Indische Jongen (asli Bumi Putera, maksudnya lahir di Nederlands-Indie, red) dan nama istrinya S.E. Hardeman-Scheel, lengkap dengan menyinggung tanggal resmi pembentukan Provinsi Jawa Timur, dari sumber Moesson nr. 17.

"...op 6 juni 1926 werd hij resident van Soerabaia, op 1 juli 1928 volgde zijn benoeming tot gouverneur van het gewest Oost-Java, terwijl hij op 1 januari 1929 tevens gouverneur van de provincie Oost-Java werd... (...pada 6 Juni 1926 dia menjadi Residen Surabaya, pada 1 Juli 1928 menyusul pengangkatannya sebagai Gubernur Wilayah Jawa Timur, sementara dia pada 1 Januari 1929 sekaligus menjadi Gubernur Provinsi Jawa Timur...),"

Selain riset data melalui internet, masih ada alternatif lain yakni dengan memanfaatkan kantor perwakilan atau Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). KBRI selanjutnya bisa menggunakan kompetensi dan sumber dayanya untuk mencari data yang diperlukan. Murah meriah. Jawa Timur tidak perlu membuang ongkos miliaran untuk sebuah perjalanan nonsens.

Lagipula sudah menjadi rahasia umum bahwa delegasi-delegasi semacam ini tetap saja meminta orang KBRI sebagai penerjemah. Sudah rombongannya besar, ternyata cuma grudak-gruduk (mengekor seperti bebek) saja.

Untuk kasus Komisi A DPRD Jatim, coba dites ada atau tidak yang bisa menguasai bahasa Belanda? Bukankah janggal kalau bahasa Belanda tidak tahu, tapi berlagak studi arsip dan riset data ke Belanda? Bagaimana mereka bisa mempelajari dan menyerap arsip dan dokumen? Bukankah lebih terhormat kalau tinggal di rumah alias menggali data dari Surabaya saja?
(es/es)

No comments: