Saturday, May 19, 2007

Mungkinkah Anda Belajar di Amerika?

Ulil Abshar Abdalla
Mahasiswa Program Master di Boston University, AS

Saya akan selesai dari program Master saya di Boston University bulan Mei mendatang. Saya menulis tesis tentang 的slamic Theory of Prophecy Revisited・ Saya mencoba menelaah kembali konsep kenabian dalam Islam, kemudian saya bandingkan dengan konsep serupa dalam agama Yahudi. Saya mengkaji teori kenabian dari sejumlah teolog Muslim Sunni, seperti Al-Syahrastani, Al-Ghazali, dan Fakhr al-Din al-Razi, kemudian saya bandingkan dengan seorang filosof dan ahli fikih Yahudi, Musa ibn Maimun, atau lebih dikenal sebagai Maimonides.
Saya dibimbing oleh dua profesor ahli Islam di Boston University, yaitu Prof. Diana Lobel yang ahli tentang perbandingan mistik Yahudi dan Islam, dan Prof. Merlin Swartz, murid seorang ahli Islam yang sangat kesohor, Prof. George Makdisi. Prof. Lobel baru-baru ini menerbitkan sebuah buku tentang pengaruh gagasan mistik Islam dalam perkembangan mistik Yahudi, 鄭 Sufi-Jewish Dialogue: Philosophy and Mysticism in Bahya ibn Paquda痴 Duties of the Heart・
Sementara Prof. Swartz dikenal lewat studinya tentang Ibn al-Jauzi, 鄭 Medieval Critique of Anthropomorphism: Ibn Al-Jawzi痴 Kitab Akhbar As-Sifat・ Prof. Swartz baru-baru ini pensiun dari jabatannya sebagai profesor ahli Islam di Boston University, digantikan oleh profesor baru, seorang perempuan yang cantik, lulusan Duke University, yaitu Prof. Kecia Ali yang ahli dalam bidang fikih.
Teori kenabian memang tema yang sangat 殿ntic・dan jarang disentuh oleh sarjana Muslim saat ini. Sarjana Muslim terakhir yang menulis mengenai tema ini adalah Prof. Fazlur Rahman, guru Cak Nur dan Buya Syafii Maarif, dalam bukunya yang berjudul 撤rophecy in Islam: Philosphy and Orthodoxy・yang terbit pada 1958. Setelah itu, setahu saya, tak ada seorang sarjana Muslim yang menulis tentang tema ini. Setelah kekosongan dalam waktu yang lama, seorang sarjana Yahudi yang mengajar di Hebrew Univrsity, Jerusalem, Prof. Yohanan Friedman, menulis sebuah buku tentang tema ini, 撤rophecy Continuous・yang terbit pada 1989.
Kajian tentang tema ini, menurut saya, menarik sekali, sebab di sanalah kita bisa menjumpai sejumlah teori menarik yang dikemukakan oleh para teolog dan filosof Muslim tentang akal, intelek, jiwa, dsb. Tema tentang hubungan antara akal dan wahyu menempati kedudukan yang penting dalam sejarah intelektual Islam, tetapi jarang yang mengkaji bagaimana konstruksi akal dalam pandangan sarjana Muslim.
Saya sengaja membandingkan antara teori kenabian dalam Islam dan Yahudi, terutama melalui filsafat Maimonides. Maimonides adalah filsuf Yahudi yang hidup pada abad ke-13, kelahiran Spanyol, tetapi kemudian menghabiskan karirnya di Kairo, Mesir. Saya mengkaji teori kenabian Maimonides seperti tertuang dalam bukunya yang terkenal, 泥alalat al-Hairin・(Petunjuk Bagi Orang Bingung). Saya melihat ada suatu pengaruh yang menarik dari teori kenabian Islam dalam lingkungan Yahudi. Hal ini tentu tak mengherankan sebab Maimonides hidup dalam lingkungan kebudayaan yang secara mendalam dibentuk oleh gagasan Islam. Tentu, Maimonides tidak sekedar mengkopi teori-teori kenabian dari lingkungan Islam. Dia menyerap teori itu kemudian dimodifikasi sesuai dengan kerangka ajaran Torah.
Melalui perbandingan itu, saya ingin melihat bagaimana fenomena kenabian dijelaskan oleh dua agama yang sama-sama mempunyai kecenderungan yang kurang lebih serupa, yaitu kecenderungan legalistik, yakni Islam dan Yahudi.
Saya beruntung sekali bisa melanjutkan studi saya untuk tingkat doktoral di Universitas Harvard mulai September mendatang. Lingkungan akademik di kota Boston ini sangat menyenangkan sekali. Di kota ini terdapat sejumlah universitas terkemuka, seperti Universitas Harvard, MIT, Universitas Boston, Boston College, Universitas Tuft, dan Universitas Brandeis. Di kawasan ini bertebaran sejumlah ahli Islam. Di Harvard sendiri ada sejumlah ahli Islam, antara lain
Ali M. Asani, William Graham, Roy Muttahedeh, dan Muhammad Shahab Ahmad. Di Universitas Boston ada Merlin Swartz, Kecia Ali dan Robert Hefner yang tentu sangat dikenal oleh publik Indonesia. Di Universitas Tuft ada Mohamed A. Mahmoud yang baru-baru ini menerbitkan sebuah buku tentang pemikiran Mahmud Muhammad Taha, 轍uest for Divinity・ Di MIT, ada ahli Iran, Michael MJ Fischer, yang menulis buku cukup terkenal, 泥ebating Muslims・ Di Boston College ada James Morris yang ahli tentang Ibn Arabi.
Hal lain yang menyenangkan buat saya adalah adanya sejumlah perpustakaan besar yang mempunyai koleksi yang amat kaya tentang Islam. Perpustakaan yang
mengagumkan buat saya tentu adalah Widener Library di Universitas Harvard. Perpustakaan ini mempunyai koleksi sekitar 3 juta judul dalam bidang ilmu-ilmu kemanusiaan, termasuk koleksi mengenai tema Islam. Hampir semua buku yang dahulu hanya saya dengar namanya saja di pesantren dapat saya jumpai di sini. Hampir semua kitab berbahasa Arab dalam semua bidang ada di perpustakaan ini. Selain mengkoleksi buku dan kitab, Widener Library juga menyimpan manuskrip kuno yang langka. Setiap saya masuk kedalam gedung perpustakaan ini, saya seperti merasa berada dalam sebuah 都orga・ Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membaca dan 杜engobrak-abrik・koleksi perpustakaan ini. Saya merasa sedikit berjasa pada perpustakaan ini, sebab usulan saya agar pihak perpustakaan membeli sebuah tafsir berbahasa Jawa berjudul 鄭l-Ibriz・karya KH. Bisyri Mustofa, ayahanda Gus Mus, dikabulkan.
Kota Boston sangat enak dan menyenangkan sebagai tempat belajar. Kota ini sangat indah, tidak terlalu besar dan ramai seperti New York, tetapi juga tak
terlalu kecil dan sepi seperti Cornell atau Princeton. Hanya ada satu hal dari kota ini yang memberatkan bagi mahasiswa, yaitu biaya hidup yang mahal. Apartemen di kawasan Boston terkenal sangat mahal, sedikit di bawah Manhattan, New York. Harga sewa bulanan apartemen dengan dua kamar bisa mencapai US $ 1000-1300, setara dengan 9-12 juta rupiah. Dengan harga itu, saya mungkin bisa menyewa sebuah rumah utuh selama setahun di kawasan UIN Ciputat.
Kuliah di Amerika sangat unik, berbeda dengan system yang berlaku di negeri-negeri Barat yang lain. Di sini, kuliah menuntut kerja keras, sebab bahan bacaan kelas sangat banyak. Untuk satu mata kuliah, kita diharuskan untuk membaca bahan bacaan sekitar 150 hingga 300 halaman per minggu. Kadang bisa lebih dari itu. Jika kita mengambil empat mata kuliah, kita bisa 菟ingsan・karena harus membaca tak kurang dari 1000-1200 halaman per minggu. Tugas yang paling berat adalah menulis paper pada akhir semester. Rata-rata, paper akhir berjumlah 20-25 halaman. Tentu, yang dituntut bukan sekedar paper asal-asalan, tetapi paper yang membawa gagasan yang orisinal. Menulis paper adalah momok bagi semua mahasiswa paskasarjana di sini. Saya kadang tidak tidur selama berhari-hari hanya untuk menyelesaikan satu paper. Dengan sistem yang ketat dan beban bacaan yang berat seperti ini, kadang saya berpikir bahwa saya kekurangan waktu untuk menyerap bahan kuliah dengan baik.
Aspek positif dari kuliah model Amerika ini adalah kita dipaksa membaca banyak hal, dan ini sangat berguna untuk pendasaran teoritis bagi kerja akademis
dalam kangka panjang. Mahasiswa doktoral di sini dituntut untuk kuliah kelas (istilahnya 田ourse work・ selama minimal dua tahun. Setelah tahap ini dilalui,
baru seorang mahasiswa dapat mulai menulis disertasi. Ini berbeda dengan sistem di sejumlah universitas Eropa di mana mahasiswa PhD bisa datang langsung dengan rencana disertasi tanpa melalui kuliah kelas yang panjang.
Mendaftar sebagai mahasiswa PhD di Amerika bukan perkara mudah. Kompetisinya sangat ketat, terutama untuk masuk ke universitas utama yang disebut dengan Ivy League seperti Harvard. Keunggulan mendaftar ke propgram PhD di universitas besar dan kaya di Amerika adalah bahwa begitu anda masuk, kemungkinan besar seluruh biaya kuliah dan kebutuhan hidup bulanan (disebut dengan 都tipend・ ditanggung penuh oleh pihak universitas. Ini tidak terjadi pada universitas kecil yang tak mempunyai dana besar. Hanya saja, jika anda ingin masuk ke universitas besar tentu anda harus menghadapi persaingan yang ketat sekali.
Sistem pendaftaran untuk program PhD di sini agak unik. Di sini, faktor 塗ubungan・dengan professor memainkan peran yang sangat penting. Anda akan sulit diterima sebagai mahasiswa doktoral jika tak ada seorang profesor yang mengenal dengan baik kemampuan akademis anda. Ini bukan berarti unsur 渡epotisme・berlaku di sini. Faktor kenalan ini sangat ditekankan karena pihak universitas tidak hendak menerima mahasiswa yang tidak mereka ketahui benar
kemampuannya. Dokumen tertulis dan hasil nilai ujian dalam ijazah tidak sepenuhnya mereka percayai.
Faktor berikutnya yang sangat penting juga rekomendasi. Surat rekomendasi dari seorang professor yang mengenal secara baik kemampuan akademis seorang pendaftar sangat menentukan. Umumnya, universitas membutuhkan empat rekomendasi. Dua dari profesor yang pernah mengajar anda secara langsung. Dua lagi profesor yang mengenal kehidupan non-akademik anda dalam masyarakat. Tidak seperti di Indonesia, di sini seorang profesor tidak bisa dengan mudah memberikan rekomendasi kepada seseorang yang tidak mereka kenal dengan baik. Sebab, saat menulis rekomendasi, mereka mempertanggungjawab kan reputasi mereka sebagai seorang profesor. Oleh karena itu, membangun hubungan yang baik dan berdiskusi dengan profesor tertentu sangat penting bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke tingkat doktoral.
Aspek lain yang juga sangat penting adalah menyangkut statemen pribadi. Setiap anda mendaftar ke program paskasarjana di sini, anda akan diharuskan menuliskan apa yang disebut sebagai 都tatement of purpose・yang berisi, kira-kira, rencana apa yang anda akan lakukan jika sudah diterima. Dalam statemen itu, anda diminta untuk menuliskan rencana disertasi, temanya, dan kenapa tema itu dipilih. Dalam statemen itu, aspek yang paling menentukan adalah bagaimana anda merumuskan pertanyaan dengan benar untuk suatu masalah yang akan anda tulis. Anda hanya mempunyai ruang yang sempit sekali. Sebab statemen itu kira-kira hanya sepanjang 900 kata. Dalam tulisan sependek itu anda diharuskan untuk merumuskan masalah dengan tepat dan baik, sehingga profesor yang duduk di komite penerimaan mahasiswa baru yakin betul bahwa anda layak diterima. Saya sendiri membutuhkan waktu tak kurang dari dua bulan hanya untuk menyiapkan esei pendek itu. Sebab, esei inilah yang dipakai oleh pihak komite
untuk menilai siapa anda sebetulnya.
Tentu syarat-syarat administratif juga sangat penting. Anda harus mempunyai skor TOEFL minimal 600, atau jika memakai tes TOEFL yang sudah memakai sistem on-line sekarang (dikenal dengan iBT, 妬nternet Based Test・, anda harus mencapai skor antara 100-110. Saat ini, tes TOEFL mencakup aspek kecakapan berbicara, jadi agak sedikit susah dibanding dengan tes sebelumnya. Skor TOEFL ini sangat mutlak, dan tidak bisa ditawar-tawar.
Selain itu, anda juga harus melalui tes GRE atau tes kemampuan akademik secara umum. Kebanyakan universitas Amerika menuntut skor GRE (Graduate Record Examination) antara 600-700 untuk semua aspek: kuantitaif, verbal, dan kemampuan analisis. Umumnya skor anak-anak Indonesia yang datang dari latar belakang humaniora sangat jauh di bawah standar itu. Tetapi ini tak usah membuat kita khawatir. Beberapa departemen di universitas Amerika tidak terlalu ambil pusing dengan skor yang anda peroleh. Mereka tahu, skor GRE yang rendah tidak langsung berarti bahwa mahasiswa bersangkutan tidak mempunyai kemampuan akademik yang memadai. Yang penting anda mengikuti tes GRE untuk memenuhi syarat administrasi. Meskipun demikian, ada beberapa universitas yang menerapkan syarat yang ketat untuk skor GRE, seperti Duke University, tempat Prof. Bruce Lawrence mengajar (Prof. Lawrence pasti dikenal oleh publik Jakarta, sebab beberapa waktu lalu pernah berkunjung ke Jakarta dan memberikan cermah
di sejumlah tempat).
Taktik mendaftar di perguruan tinggi di Amerika juga penting dikuasai. Karena kompetisi untuk masuk universitas sangat tinggi di sini, anda harus mendaftar sekurang-kurangnya di lima universitas. Kalau tak diterima di universitas yang satu anda masih punya harapan lain. Anda bisa membuat ranking sendiri,
dimulai dari universitas yang paling top hingga ke yang menengah. Tetapi di antara kelima universitas itu, anda harus mempunyai satu universitas yang anda
berharap besar bisa diterima, entah karena mempunyai hubungan yang baik dengan seorang profesor di universitas itu atau karena faktor lain. Saya,
misalnya, kemaren mendaftar di lima departemen di empat universitas. Saya mendaftar di dua departemen di Universitas Harvard, dan masing-masing satu departemen di Universitas Princeton, Universitas Chicago dan Universitas Boston. Saya tetap mendaftar di Universitas Boston, meskipun ranking-nya di bawah tiga universitas yang lain, sebab saya kenal banyak profesor di sana dan dengan itu saya berharap besar saya bisa diterima.
Sebagaimana kata teman saya Rizal Mallarangeng, universitas terbaik di dunia saat ini umumnya ada di Amerika Serikat. Oleh karena itu, jika anda ingin mendapatkan pendidikan terbaik dalam segala bidang, sudah selayaknya anda mendaftar di Amerika. Yang sangat khas pada universitas Amerika adalah
kedermawanan universitas Amerika dalam memberikan beasiswa. Dalam aspek ini, saya kira, universitas Amerika tak ada tandingannya di manapun. Ini
dimungkinkan karena universitas Amerika umumnya kaya dan memiliki dana besar. Sebagai gambaran, Universitas Harvard memiliki dana wakaf atau 兎ndowment・kira-kira 26 milyar dollar. Jumlah itu nyaris sama dengan cadangan devisa Indonesia sebagai sebuah negara. Oleh karena itu, tak heran jika sebagian besar mahasiswa PhD yang diterima di Harvard akan ditanggung seluruh pembiayaannya oleh universitas. Selama ini, ada kesalahpahaman tentang seluk-beluk beasiswa untuk sekolah di Amerika. Umumnya orang mengira bahwa biaya untuk sekolah di Amerika hanya bisa diperoleh melalui Fulbright. Untuk sebagian memang benar. Fulbright adalah dana beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Amerika untuk para mahasiswa luar negeri yang ingin sekolah di negeri Paman Sam itu. Tetapi jarang yang tahu bahwa masing-masing kampus juga memberikan beasiswa dalam jumlah yang tak kalah besar dengan yang diberikan oleh pihak Fulbright. Ribuan beasiswa berkeliaran di Amerika. Yang dibutuhkan adalah ketekunan anda untuk 杜emancing・beasiswa itu dengan cara tekun mencari informasi sebanyak-banyaknya. Dan・ang sangat penting anda lakukan adalah rajin berhubungan dengan profesor di Amerika. Tidak seperti profesor di Indonesia yang suka 屠aim・atau 屠aga imej・ profesor di Amerika sangat senang membalas email, walaupun mereka ini sudah profesor besar. Pengalaman yang dialami oleh teman saya Sukidi, kader Muhammadiyah yang sangat cerdas itu dan sudah masuk ke Harvard setahun lebih dulu daripada saya, sangat mengesankan. Saat dia hendak mendaftar ke Harvard Divinity School (HDS) tiga tahun yang lalu, dia mengirim email ke Prof. William Graham, seorang profesor ahli kajian Islam yang cukup terpandang di Harvard dan sekaligus Dekan HDS. Sukidi berkirim email untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan keinginannya untuk mendaftar ke Harvard. Prof. Graham menjawab dengan simpatik, dan bahkan bersedia ikut mengoreksi 都tatement of purpose・yang telah disiapkan oleh Sukidi. Padahal Sukidi bukanlah seseorang yang dikenal oleh Prof. Graham. Apakah mungkin hal seperti ini terjadi
pada profesor di Indonesia?
Tradisi akademis di Amerika memang beda dengan di negeri kita. Di sini, jika ada seorang mahasiswa yang cemerlang, pihak profesorlah yang aktif ingin menarik yang bersangkutan untuk menjadi mahasiswa dia. Di Indonesia yang terjadi kadang-kadang aneh: jika ada mahasiswa yang menonjol dan cemerlang, si dosen malah merasa tersaingi. Karena itu, kalau anda merasa diri anda mempunyai kecapakan akademis yang memadai dan mempunyai keunggulan di bidang tertentu, tulislah email ke profesor-profesor di Amerika, perkenalkan diri, dan bangunlah hubungan yang baik. Itulah modal awal untuk sekolah di Amerika. Saat ini, dengan adanya internet, anda akan dengan mudah mencari informasi seluruh universitas di Amerika. Setiap universitas akan menampilkan seluruh profesor yang mengajar di masing-masing departemen, lengkap dengan latar-belakangnya, keahliannya, dan emailnya, sehingga siapa saja bisa mengubungi. Sekarang ini, nyaris tidak ada yang tidak bisa sekolah pada tingkat doktoral di luar negeri, asal anda berusaha dengan sungguh-sungguh. Soal dana bukanlah masalah besar, sebab sebagian besar universitas di Amerika meneyediakan dana untuk itu. Memang keuntungan seperti ini hanya untuk mahasiswa PhD. Untuk level magister, memang lain keadannya.
Sekian, semoga informasi ini bermanfaat.

Boston, 25 Februari 2007.

Hanjeli, bukan Sekadar Pengganjal Perut


Hanjeli, bukan Sekadar Pengganjal Perut
MUSIM kemarau memang belum menunjukkan tanda-tanda bakal datang. Hujan masih saja mengguyur dalam intensitas sedang hingga tinggi. Akan tetapi, masyarakat sejumlah desa di Kec. Cipongkor Kab. Bandung sudah bertanam hanjeli. Tumbuhan itulah yang mereka konsumsi sebagai pengganti nasi setiap kali kekurangan beras. Maklum, mayoritas sawah di Cipongkor adalah sawah tadah hujan.”Ini tradisi yang kami jalani sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Bahkan, katanya, sebelum pindah ke nasi, makanan pokok orang-orang tua dulu, di sini, ya hanjeli,” tutur Ny. Waway (45), warga Desa Sukamulya Kec. Cipongkor, Kamis (17/5).
Hal itu dibenarkan Ajan Zaenudin (40), juga warga setempat. Ia menuturkan, hanjeli membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan untuk siap dipanen. Kendati demikian, warga Cipongkor selalu menanam hanjeli bersamaan dengan menanam padi. ”Ketika padi dipanen, hanjeli membutuhkan waktu 3 bulan lagi. Ya, itung-itung bersiap menghadapi kemarau panjang, seperti tahun lalu,” katanya.
Ny. Waway menuturkan, kecuali ditanak selayaknya nasi, hanjeli bisa diolah menjadi beraneka ragam jenis penganan, seperti bubur, lontong, peuyeum, dan sebagainya. ”Hanya, sebelum diolah, biji-biji hanjeli harus terlebih dahulu direndam selama dua malam. Kalau kurang dari itu, biji hanjeli masih keras,” ucapnya.
Ajan Zaenudin mengatakan, sebenarnya, masyarakat setempat menjadikan hanjeli hanya sebagai ganjel. Soalnya, di musim kemarau itu, banyak warga yang kesulitan membeli beras. ”Bukannya tak ada yang jual beras, melainkan harganya yang mahal. Daripada perut tak diisi.... Tapi, saat itu, tak hanya hanjeli yang dijadikan makanan alternatif. Banyak juga warga yang makan singkong,” tutur Ajan.
**
MEMBACA kisah tersebut, mungkin bakal terlintas tentang nasib mereka yang tak beruntung. Namun, berdasarkan penelusuran ”PR” di dunia maya, ternyata, hanjeli mengandung khasiat untuk kepentingan pengobatan, seperti untuk mengusir tumor pencernaan.
Tumbuhan tersebut memiliki nama Latin Coix lacryma-jobi L atau Coix agrestis lour. Kosakata Indonesia ”mengenalnya” sebagai jali. Sementara, di sejumlah wilayah negeri ini, tumbuhan tersebut dikenal sebagai singkoru batu, kemangge, bukehang, kaselore, dan --itu tadi-- hanjeli.
Tumbuhan tersebut berkembang biak dengan biji. Berdaun pita dengan permukaan daun berbulu. Sekilas, hanjeli mirip rumpun tebu ”mungil” yang memiliki tinggi 1 meter. Bulir bijinya beruntai bulat-bulat dengan kulit yang keras. Warna bijinya hijau, yang pada saat matang berwarna putih. Ternyata, biji hanjeli mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin B1, asam amino, coixol, coixenolide, dan coicin. Secara farmakologis, biji hanjeli dapat memperkuat limfa dan paru-paru, meningkatkan daya tahan tubuh, peluruh kencing, antiradang, mengeluarkan nanah, antitoksin, dan menyembuhkan bisul. Biji hanjeli juga mampu mengganggu pertumbuhan sel kanker pada tingkat metafase. Di samping itu, bagian ini juga mampu meningkatkan fungsi korteks adrenal dan menambah imunitas sel serta fungsi hormonal.


Bagian lain yang kerap digunakan untuk pengobatan adalah daun dan akar. Daun hanjeli mengandung alkaloid, sedangkan akarnya mengandung coixol, asam pamitate, asam stearat, stigmasterol, betha dan gamma-stosterol, potassium chlorida, glukosa, asam amino, tajin, phytin, dan vitamin B1. Dari sisi farmakologis, akar hanjeli menguatkan limfa, peluruh kencing, antiradang, mematikan serangga, dan anti-toksin. Ternyata, hanjeli bukanlah penegas nasib yang tak beruntung. (Hazmirullah/”PR”)***

Wednesday, May 16, 2007

Gus Dur Gugat Kalla Rp 1 TriliunKhilaf dan Terima DKP Rp 200 Juta, Amien Rais Siap Dibui

JAKARTA, (PR).-Mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur menggugat Wakil Presiden M. Jusuf Kalla, untuk membayar ganti rugi Rp 1,1 triliun atas perbuatan pencemaran nama baik. Gugatan disampaikan kuasa hukum Gus Dur, Ikhsan Abdullah, dan diterima Panitera Muda Perdata Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (15/5).
Menurut Ikhsan, gugatan itu dilayangkan kepada Jusuf Kalla karena sampai saat ini Jusuf Kalla dinilai tidak memiliki itikad baik, untuk meminta maaf atas pernyataan yang dilontarkannya 9 April 2007 lalu. "Somasi kami memang sudah dijawab, tapi jawaban itu sama sekali tidak memuat permintaan maaf atau klarifikasi terhadap pernyataan yang ia lontarkan. Sebab kami nilai tidak ada itikad baik, kami ajukan gugatan," tuturnya.
Jusuf Kalla beserta dua pimpinan redaksi media massa, Harian Duta Masyarakat dan situs berita detik com, digugat membayar ganti rugi material Rp 100 miliar, dan ganti rugi imaterial sebesar Rp 1 triliun. Ganti rugi material dan imaterial sebesar itu pantas untuk diterima Gus Dur, sebagai tokoh besar yang menjadi panutan Nahdlatul Ulama (NU) serta pernah menjabat Presiden.
"Gus Dur sebagai panutan dan tokoh telah tercemar nama baiknya oleh pernyataan Jusuf Kalla. Ganti rugi sebesar itu pantas untuk tokoh sebesar beliau," ujarnya.
Pada 9 April 2007, dalam pengaderan fungsional Partai Golkar di Cibubur, Jusuf Kalla melontarkan pernyataan bahwa saat ia menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Gus Dur pernah meminta uang kepadanya. Menurut Kalla, karena permintaan itu ia tolak, Gus Dur yang saat itu menjabat presiden lalu mencopotnya dari jabatan Kabulog.
Ikhsan menilai, pernyataan Kalla sangat merugikan dan mencemarkan nama baik Gus Dur. Perbuatan Jusuf Kalla, katanya, telah melanggar Pasal 1365 KUHPerdata, tentang Perbuatan Melawan Hukum.
Karena khilaf
Sementara itu, dalam jumpa pers di Pusat Penelitian Strategi dan Kebijakan (PPSK) Kampung Belimbing Sari, Sleman, Yogyakarta, Selasa (15/5), Amien Rais menyatakan, delapan lembar cek masing-masing Rp 25 juta dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, diterima langsung oleh Amien Rais.
Mantan Ketua Umum PAN pun rela dibui. "Saya dipenjara 10 tahun tak soal, tapi lainnya harus dihukum lebih berat," kata Amien. Dana itu diserahkan Rokhmin saat berkunjung ke rumah dinas menjelang kampanye. "Ini sumbangan untuk Pak Amien," ujar Amien menirukan ucapan Rokhmin.
Menurutnya, dana diserahkan kepada bendahara DPP PAN dan digunakan untuk membayar iklan kampanye pilpres di TV. "Tidak saya kurangi sedikit pun. Saatitu memang tergesa-gesa. Kalau saya menerima, ini kekhilafan," ujar mantan Ketua MPR ini.
Selain Amien, anggota tim kampanye partai berlambang matahari terbit ini juga menerima dana DKP Rp 200 juta. "Dana yang saya terima lewat tangan saya Rp 200 juta, dan mungkin Rp 200 juta lainnya lewat anggota tim kampanye," kata Amien yang mengenakan batik lengan pendek warna coklat ini. (dtc)***

Tuesday, May 15, 2007

NASI JAMBAL DAN TIMBEL KHAS RESTORAN GILI-GILI


Metrotvnews.com, Bogor: Makanan tak hanya dapat dinikmati dari rasa yang dikecap. Terkadang penikmat kuliner juga ingin dimanjakan dengan 'roh' alam pedesaan yang indah, sehingga selera makan makin mengasyikkan. Boleh jadi itulah yang mendasari pemilik Restoran Gili-gili di Kota Bogor, Jawa Barat. Restoran ini memanjakan konsumennya dengan menikmati makanan diiringi nuansa sawah membentang.

Restoran Gili-gili yang berada di pusat kota bernuansa pedesaan dengan hamparan sawah di sekelilingnya. Menu khas Sunda, yakni nasi jambal dan nasi timbel menjadi andalan suguhan resto di Jalan Pajajaran ini. Menu nasi jambal merupakan nasi yang telah dicampur menyatu dengan ikan asin jambal. Tak hanya itu. Menu ini ditambah lauk pelengkap, seperti empal, goreng tahu, oseng oncom, lalap, yang bisa melengkapi bermacam rasa dari kuliner yang dicicipi.

Begitu pula dengan nasi timbel. Nasi yang di bungkus dengan daun pisang ini bersanding bersama sayur asam sebagai teman bersilat lidah. Selebihnya lauk pelengkap plus lalapan juga menyertai nasi timbel, serupa penyajiannya dengan nasi jambal. Dan tentu saja rasa sambal yang pedas menggugah selera para penikmat nasi jambal serta nasi timbel di restoran ini.

Menurut Didin Mardiansyah, pengelola Restoran Gili-gili, para pengunjung tak hanya terbuai dengan enaknya masakan. Nuansa pedesaan dengan pemandangan sawah terhampar di sekeliling pun disesuaikan dengan makna kata Gili-gili dari bahasa Sunda yang berarti pematang sawah. Bagi para pengunjung yang membawa anak-anak tersedia pula tempat bermain yang cukup memadai. Dengan lahan yang cukup luas, para pengunjung dapat memilih, menyantap makanan dengan duduk di kursi atau lesehan bersama di saung yang telah disediakan.(DEN)

KE CIANJUR, JANGAN LUPA MENCICIP GECO IDING

Metrotvnews.com, Cianjur: Mendengar nama Kota Cianjur, masyarakat tentu langsung ingat akan beras Cianjur dan tauco. Ya, memang kota di belahan Jawa Barat ini termashur dengan beras dan tauconya--kacang kedele yang diolah sedemikian rupa dan dimasak serta dicampur dengan cabe rawit. Tapi jangan salah, di Cianjur juga tersedia aneka ragam manisan, yakni jenis makanan olahan dari berbagai buah-buahan dengan bermacam-macam rasa (asin, manis, pedas).

Tapi, untuk yang satu ini, boleh jadi belum banyak yang tahu. Ya, Geco alias toge tauco. Dengan rasa dan aroma yang sangat khas, makanan ini kini sudah gampang ditemui di Cianjur. Salah satunya di warung makan sederhana milik Iding di Jalan Siti Jenab. Warung Iding ini memang hanya menyediakan satu jenis makanan, yakni Geco.

Seperti namanya, bahan utama makanan ini sayur toge dan bumbu tauco. Iding mengkombinasikannya dengan irisan ketupat, kentang rebus dan tahu kunig serta mi. Sejumlah penggemar makanan ini mengatakan kompoisis Geco mirip dengan gado-gado. Neneng, langganan setia Warung Iding mengatakan, kelezatan Geco terletak pada variasi rasanya yang sangat lengkap. "Asemnya ada, pedes ada, seger," aku Neneng yang sudah berlangganan sejak kecil.

Untuk mendapat rasa Geco yang pas di lidah penggemarnya, bukah hal mudah. Iding mengaku belajar membuat Geco langsung dari almarhum ayahandanya yang sudah berjualan Geco sejak 1957. Rahasinya pada kualitas tauco dan keterampilan meramu bahan serta bumbu lainnya.

Bagi yang berminat membuat sendiri Geco di rumah, caranya cukup mudah. Iding berpesan sayur toge dipilih yang benar-benar segar. Demikian pula bahan-bahan lainnya. Semua bahan yang sudah diiris kecil ditaruh di piring. Setelah itu toge rebus setengah matang dimasukkan. Terakhir, siram dengan kuah tauco kental. Jangan lupa, kecap manis dan sedikit cuka. Dan Geco dari Iding pun sidap dihidangkan.(DEN)

TAHU TEK ASAL LAMONGAN


Metrotvnews.com, Lamongan: Tahu tek! Hmm... Inilah makanan khas Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Mungkin Anda heran mengapa makanan khas ini dinamakan demikian? Disebut tahu tek karena tahu, kentang, lontong dan telur dipotong-potong menggunakan gunting, sehingga mengeluarkan bunyi tek-tek yang khas.

Untuk membuat tahu tek, terlebih dahulu disiapkan bahan-bahannya. Pertama kali, tahu, telur dan kentang digoreng. Sambil menunggu matang, bumbu-bumbu disiapkan. Untuk membuat bumbunya, disiapkan bawang putih, kacang dan petis. Jika ingin pedas, bisa ditambahkan cabe sesuai selera. Semua bahan bumbu dihaluskan sambil ditambah air sedikit demi sedikit.

Setelah bumbu siap, bahan yang sudah digoreng dimasukkan ke piring bersama lontong dan taoge. Bunyi khas gunting untuk memotong semua bahan inilah yang menjadikan sang penjual dikenali pelanggannya. "Setelah semua bahan siap, barulah, bumbu petis disiramkan dan ditambah kerupuk," kata Saean, penjual tahu tek.

Menilik bahan-bahannya, tahu tek tidak ubahnya makanan sejenis ketoprak atau gado-gado. Namun, bumbu kacang ditambah petis, sehingga aroma udangnya makin terasa. Saifudin yang mengaku penggemar tahu tek mengaku, makanan ini jauh lebih nikmat dan segar jika dimakan siang hari. Untuk menikmatin tahu tek, Anda hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 3000 per satu porsinya.(DOR)

KUE KENYAL KELAPA MUDA GORENG DARI KEDIRI

Metrotvnews.com, Kediri: Kesegaran es kelapa muda mungkin sudah sering Anda nikmati. Namun, di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Anda akan menemukan kelapa muda goreng yang dinikmati bersama es kelapa muda. Selain manis, kue ini juga berasa gurih dan kenyal khas rasa kelapa muda. Hhmmm...nikmat!

Salah satu tempat untuk menikmati Anda bisa pergi warung kelapa muda milik Solekhan alias Kancil. Warung tak hanya menyajikan es kelapa muda seperti warung lain, tapi warung Kancil di Kelurahan Bandar, Mojoroto, Kediri, ini Anda akan menemukan degan goreng. Degan dalam bahasa Jawa berarti kelapa muda.

Sekilas, kelapa muda goreng ini tak berbeda dengan kue goreng lain. Cara pembuatannya pun tidak berbeda dengan cara membuat gorengan lain. Kelapa muda cukup dicampur dengan tepung terigu dan gula pasir. Yang membuatnya berbeda adalah proses pencampuran seluruh adonan harus memakai air kelapa. Campuran air kelapa ini agar rasa gurih khas kelapa muda makin terasa. Setelah seluruh adonan tercampur merata barulah siap digoreng.

Kancil mengaku mulai terinspirasi membuat kelapa muda goreng karena banyaknya kelapa yang terlalu tua dibuat es kelapa. Karena itu, ia mencoba membuat kelapa goreng. Ternyata eksperimennya makin hari makin diminati.

Menurut para penggemarnya, kelapa goreng ini rasanya perpaduan manis, gurih dan kenyal khas rasa kelapa. Selain rasanya yang enak, mereka mengaku gorengan ini bisa meningkatkan vitalitas. "Apalagi harganya cukup murah," kata Silvi, seorang pembeli. Satu kue hanya dijual Rp 500.

Menikmati kue kelapa muda goreng ini bisa sekaligus meneguk kesegaran es kelapa muda. Namun, jika belum puas, Anda bisa membungkus kue sekaligus es kelapanya. Dalam sehari, sedikitnya 300 kue terjual habis di warung Kancil.(DOR)

Dipecat, Kok Malah Jadi Dandim

2007-05-15 07:27:00

Menelisik Tim Mawar
Jakarta - Nama Tim Mawar selalu melekat bila kita memperingati Tragedi Mei 1998. Sebelum kerusuhan, 9 aktivis pro demokrasi diculik oleh pasukan elit TNI AD yang disebut Tim Mawar ini. Setelah 9 tahun berselang, bagaimana nasib mantan Tim Mawar?

Cukup mengejutkan. Sebab, sebagian dari mereka saat ini malah menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim). Hal ini cukup aneh, sebab sebagian dari mereka sebenarnya divonis dipecat dari anggota TNI. Apakah vonis pemecatan itu tidak dilakukan Mabes TNI?

Sejak kasus penculikan 9 aktivis pro demokrasi terungkap sembilan tahun lalu, tim yang di bawah kendali Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD ini dibubarkan. Sejumlah pejabat di satuan elit yang tidak seharum namanya ini dicopot dari jabatannya, belasan anggotanya dihukum penjara dan dipecat sebagai prajurit TNI.

Kasus penculikan aktivis pro demokrasi, seperti Pius Lustrilanang, Desmon J Mahesa, Andi Arief, Faesol Reza, Haryanto Taslam, Raharjo Waluyo Jati, dan Nezar Patria membawa 11 orang prajurit Kopassus diadili melalui Mahmakah Militer Tinggi (Mahmilti) II Jakarta pada April 1999.

Saat itu Mahmilti II Jakarta yang diketuai Kolonel CHK Susanto memutus perkara nomor PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999 yang memvonis Mayor Inf Bambang Kristiono (Komandan Tim Mawar) 22 bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI.

Mahmilti juga memvonis Kapten Inf Fausani Syahrial (FS) Multhazar (Wakil Komandan Tim Mawar), Kapten Inf Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Inf Yulius Selvanus dan Kapten Inf Untung Budi Harto, masing-masing 20 bulan penjara dan memecat mereka sebagai anggota TNI.

Sedangkan, 6 prajurit lainnya dihukum penjara tapi tanpa dikenai pemecatan sebagai anggota TNI. Mereka itu adalah Kapten Inf Dadang Hendra Yuda, Kapten Inf Djaka Budi Utama, Kapten Inf Fauka Noor Farid masing-masing dipenjara 1 tahun 4 bulan. Sementara Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto dan Sertu Sukadi dikenai hukuman penjara 1 tahun.

Enam perwira TNI yang dipecat itu kemudian mengajukan banding. Nah, hasil banding inilah yang hingga saat ini belum pernah diungkap ke publik. Hingga sekarang, Selasa (15/5/2007), tidak diketahui apa putusan pengadilan banding terhadap mereka. Apakah pengadilan banding menganulir putusan Mahmilti II Jakarta sehingga mereka batal dipecat atau malah mempertahankan vonis Mahmilti II, belum diketahui pasti.

Yang jelas, saat ini para perwira Tim Mawar ini memiliki jabatan yang lumayan tinggi dengan pangkat letnan kolonel (Letkol). Rata-rata mereka menjabat Komandan Kodim (Dandim). FS Multhazar misalnya, saat ini menjabat Dandim 0719/Jepara dengan pangkat Letkol. Untung Budi Harto menjabat Dandim 1504/Ambon dengan pangkat Letkol.

Sementara Dadang Hendra yang saat Mahmilti II hanya dikenai hukuman penjara tanpa dikenai pemecatan menjabat sebagai Dandim 0801/Pacitan dan Djaka Budi Utama sebagai Komandan Yonif (Dan Yon) 115/Macan Lauser.

Kenaikan pangkat hingga menjadi letkol dan jabatan cukup penting yang mereka sandang saat ini perlu dipertanyakan. Terutama para perwira TNI yang saat itu dipecat dari kesatuan TNI. Mengapa mereka yang pernah mendapat hukuman penjara tetap diberi jabatan penting? (zal/asy)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/15/time/072743/idnews/780739/idkanal/10

Kisah Anwar-Khonik di Negeri Mimpi

"Saya kepingin pulang," kata Khonik dengan wajah sendu, saat ditemui Gatra di kamar 486, Unit Psikiatri Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat. Wanita itu baru tenang hatinya setelah diyakinkan bahwa dia segera pulang beberapa hari lagi.

Khonik memang mengalami tekanan jiwa cukup berat. Bayangkan, sejak kedatangannya ke Amerika Serikat dua tahun lalu, ibu berusia 30 tahun itu tak henti-henti didera kemalangan. Dua anaknya diambil hak asuhnya oleh Pemerintah Amerika Serikat, sedangkan suaminya dideportasi alias dipulangkan secara paksa ke Indonesia. "Dia lebih menderita dari saya," ujar Anwar, suaminya, saat dihubungi di Surabaya dari Amerika.

Seperti halnya keluarga muda, Anwar Muhammad dan Khonik Insiyah awalnya bahagia. Sebagai lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya, Anwar mampu mencukupi kebutuhan keluarga dengan mengajar bahasa Inggris di berbagai lembaga kursus di "kota pahlawan". Namun, demi memperbaiki nasib, Anwar tergiur berangkat ke Amerika Serikat pada 2001.

Awalnya Anwar bekerja sebagai buruh serabutan. Dua tahun kemudian, saat Amerika mencanangkan "wajib lapor" bagi warga asing, Anwar yang hanya mengantongi visa turis ikut mendaftarkan diri. Seperti kaum imigran Indonesia lainnya, ia mengajukan suaka politik agar mendapat izin kerja. Juga biar merasa lebih aman.

Nah, agar gampang diberi suaka politik, atas usul pengacaranya, Anwar perlu membuat alasan yang masuk akal. Pria 35 tahun kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, ini pun mengarang bahwa dia mantan anggota organisasi militan Islam di Jawa Timur yang diburu karena dianggap membelot.

Cerita karangan itu berhasil. Anwar pun mengantongi izin kerja resmi. Sambil menunggu permohonan suakanya diproses di pengadilan, Anwar bekerja di tempat lebih layak dibandingkan dengan warga Indonesia lainnya. Ia bisa menjadi pengantar piza Papa John atau menjadi tukang parkir, misalnya. Apalagi, Anwar tergolong pekerja keras sehingga "Hasilnya lumayan sampai ia bisa beli mobil sedan di Amerika dan rumah di Sidoarjo," tutur teman-temannya.

Agar ikut menikmati kehidupan yang lebih baik, diajaklah Khonik bersama anak perempuannya, Farah Husniatuz Zahra, ke Philadelphia pada 2005. Di sinilah kemalangan berawal. Suatu hari, Anwar ditelepon petugas INS (Badan Imigrasi Amerika) untuk diproses permohonan suakanya. Tanpa curiga, ia pun datang keesokan harinya ke kantor imigrasi. "Sampai di sana saya langsung diborgol dan dipenjara, padahal proses banding tengah berlangsung," katanya. Belakangan baru disadari, ia dituduh terlibat kelompok Islam militan yang diburu Amerika. "Lha, itu kan cerita ngarang saja," ujar Anwar.

Ditinggal beberapa bulan, Khonik pun mengalami krisis keuangan sehingga terpaksa bekerja. Apalagi, Rahmadani Fitri Muhammad, anak keduanya, lahir prematur tujuh bulan akibat ibunya stres, sehingga butuh biaya ekstra. Karena meninggalkan anak-anak balita dilarang di Amerika, Khonik tidak bisa bekerja jauh-jauh. Sehingga ia bekerja di toko pemilik apartemennya di Warung Surabaya, yang terletak di lantai dasar.

Beberapa hari berjalan seperti biasa, sampai terjadi musibah. Rahmadani jatuh dari gendongan Farah, kakaknya, berguling dari tangga lantai II ke bawah sehingga mengalami perdarahan di kepala. Baru keesokan harinya si bocah dibawa ke rumah sakit, dan Khonik berkelit bahwa dia yang menjatuhkan bayinya. Alasan Khonik tidak cocok dengan diagnosis dokter setempat, yang membuktikan bahwa bayinya gegar otak lantaran jatuh dari tempat yang tinggi. Bukan dari gendongan orang dewasa. Lantas, ke mana ibunya waktu kejadian?

Pertanyaan itu bagaikan mengorek kejujuran Khonik yang ingin melindungi anak tertuanya, Farah, melindungi pemilik apartemen, dan ingin menutupi statusnya sebagai imigran gelap. Semuanya terbongkar, dan Khonik digiring ke penjara dengan minimal empat tuduhan: menelantarkan anak balita, berbohong kepada petugas, menjadi imigran gelap dan, kalau tidak salah, ikut mendukung suaminya sebagai anggota kelompok militan. Keempat tuduhan itu baru disidangkan setelah persidangan mengenai perwalian anaknya, yang baru digelar pekan lalu.

Siang itu, Khonik digiring ke penjara kriminal wanita di State Road, Pennsylvania, sedangkan Rahmadani diambil Department of Human Services (Kantor Pelayanan Masyarakat) dan diasuh oleh sebuah keluarga Amerika. Sementara Farah dititipkan ke Rosamelati Andawesi, teman Khonik sesama kelompok pengajian di Philadelphia. "Saya nangis dan bingung. Saya mau diapain," tutur Khonik, yang tidak mampu berbahasa Inggris itu.

Setelah dua hari di penjara, Khonik dibebaskan dengan uang jaminan US$ 260 --dari semula US$ 2.600, berkat diplomasi petugas sosial Amerika. Malam hari setelah menerima uang jaminan, pihak penjara mengeluarkan Khonik. Ibu muda itu ditinggalkan begitu saja di tempat parkir pada malam hari di musim dingin. "Saya bingung, tolah-toleh nggak ada orang. 'Wait here! Saya bisa antar Anda setelah pulang kerja pukul 11 malam nanti,' kata pengantar saya orang Cina," ujar Khonik.

Setelah hampir satu jam, sebuah mobil tiba, dan Khonik langsung menghampirinya sambil memberi isyarat hendak meminjam telepon. Ia lalu menelepon Rosa, yang kemudian datang menjemputnya malam itu. Mereka berdua pun pulang ke kediaman Rosa di kawasan selatan Philadelphia.

Selama ditinggal suaminya bertugas ke Irak selama tiga bulan, Rosa bersedia menampung Khonik dan Farah. Selama beberapa pekan menunggu persidangan digelar, Farah bisa bersekolah dan bermain bersama anak-anak Rosa. Sedangkan Khonik membantu membersihkan rumah. Entah karena stres berat, pikiran Khonik pun sering goyang. Ia menanggalkan jilbab yang selalu dipakainya selama ini. "Ia merasa, gara-gara jilbab itu, ia ditahan," tutur Rosa dan teman-teman lainnya. Ia memotong rambutnya sebahu, mengenakan giwang, dan bersolek.

Yang fatal, suaminya meminta dicarikan pengacara untuk membebaskannya. Permintaan ini membuat Khonik jadi tertekan. Ia bermaksud mencari uang untuk membayar pengacara dan mendatangi agen tenaga kerja, tetangga Rosa. Rasa cinta dan tanggung jawab pada Anwar dan kedua anaknya membuat Khonik ingin cepat bekerja.

Agen itu senantiasa didatanginya tanpa kenal waktu. Dan tiga pekan lalu, Khonik menggayuti mobil sang agen agar dibawa ikut bekerja. Tentu saja tindakan ini mengganggu lingkungan di sekitarnya, sehingga polisi datang bersama petugas pelayanan masyarakat. Singkat kata, Khonik dibawa ke Rumah Sakit Universitas Pennsylvania untuk dirawat di unit psikiatri.

Ke mana Farah? "Karena saya bukan orangtuanya, dia diambil petugas pelayanan masyarakat dan dititipkan di sebuah keluarga Amerika," kata Rosa, yang tak mampu berbuat apa-apa. Sampai pekan lalu, kondisi Khonik mulai membaik dan bergaul dengan sesama penderita, walau sesekali diam termangu di tempat tidur. "Banyak zikir dan baca Al-Quran biar pikiran nggak ngelantur ke mana-mana," kata seorang penasihat spiritualnya. Khonik baru tahu bahwa Anwar sudah dideportasi ke Indonesia.

Bagaimana nasib kedua anaknya? Atas saran Iwanshah Wibisono, Konsul Bidang Penerangan Konsulat Jenderal RI (KJRI) di New York, teman-teman Anwar dan Khonik diminta menyampaikan surat permohonan agar perwalian Farah dialihkan pada keluarga Rosamelati dan Firdaus yang hanya memiliki dua anak. Surat permohonan yang dilampiri keterangan dari KJRI New York serta dari RW dan RT di Sidoarjo itu disampaikan ke Pengadilan Philadelphia pekan lalu, agar diluluskan. Sedangkan Rahmadani masih perlu dirawat orangtua asuhnya yang kebetulan seorang perawat.

"Saya tidak sempat melihat anak saya," kata Anwar dengan suara menahan haru. Adapun Khonik diperkirakan bakal dibebaskan dari rumah sakit pekan ini karena dianggap sehat. Ia selalu membawa tidur foto Rahmadani. "Kini berat badannya tujuh kilo dan menunggu gips kakinya dilepas," ujar Khonik sambil memandangi gambar bayinya yang gemuk. Sayang, Khonik masih harus sabar untuk pulang ke kota kelahirannya, Ngawi, Jawa Timur, karena menunggu proses pengadilan yang lama. Siapa bersedia membantu?

Didi Prambadi (Philadelphia)


Asylum

Saya lama tercenung membaca draf affidavit pasangan suami Salim (bukan nama sebenarnya, muslim pribumi) dan istri Lia (juga bukan nama sebenarnya, Buddhis keturunan Tionghoa) yang akan diajukan dalam sidang permohonan asylum. Dengan ketiga anaknya, keluarga asal Jakarta ini sedang meminta suaka Pemerintah Amerika Serikat melalui pengadilan kota Philadelphia. Atas rujukan Leonard Swidler, profesor saya di Temple University, saya diminta pengacara pasangan tersebut menjadi saksi ahli dalam persidangan itu, jika mau.

Dari pengakuan tertulis Salim dan Lia terlukis betapa pedih beban kehidupan sosial pasangan kawin campur ini. Karena Undang-Undang Perkawinan Nomor 1/1974, di atas kertas, mereka menikah secara Islam. Tapi, dalam kenyataan, kedua pihak menjalani praktek keagamaan sesuai keyakinannya masing-masing. Maka, konflik keluarga, pemencilan sosial, ancaman, sampai kekerasan fisik dan trauma psikologis terus membayangi kehidupan keduanya dan ketiga anak-anak mereka.

Secara khusus FPI disebut sebagai kelompok Islam radikal yang amat mereka takuti. Selama ada kelompok semacam itu, selama sistem hukum kita masih tidak dibenahi, nasib orang seperti mereka tidak akan aman di mana pun di bumi Indonesia. Begitu alasannya. Sehingga mengajukan permohonan pindah kewarganegaraan --tentu dengan biaya tidak kecil-- kepada negara seperti Amerika Serikat, yang dipercaya mampu menjamin hak-hak warganya, dianggap sebagai jalan keluar terbaik buat mereka.

Permohonan pasangan itu juga telah didukung seorang Indonesianis ternama, berdasarkan pertimbangan analisis politik ekonomi yang menjadi bidangnya.

Memilah

Lama saya masih terus tercenung, antara "ya" dan "tidak" untuk memenuhi permintaan sebagai saksi di pengadilan. Saya tahu, ada begitu banyak orang yang benar-benar bernasib sebagaimana dituturkan pasangan itu, bahkan yang lebih tragis, baik yang bisa meninggalkan Tanah Air maupun tidak. Menolong orang-orang yang teraniaya seperti itu, termasuk jika mereka terpaksa memilih menanggalkan kewarganegaraan, buat saya, adalah kewajiban kemanusiaan.

Sementara itu, seperti dalam semua kasus, ada juga orang-orang yang sengaja "mengail di air keruh", yang mengaku-ngaku telah jadi korban kekerasan agama atau penganiayaan etnis. Ada yang melakukan manipulasi dengan sengaja, ada pula yang "terpaksa". Untuk orang-orang demikian, saya harus menolak tegas. Upaya meraih "hidup lebih baik" adalah hak semua orang. Tapi memanipulasi kenyataan, termasuk dengan menistakan kelompok atau agama lain demi keuntungan pribadi, adalah kejahatan.

Terutama sejak kerusuhan Mei 1998, melimpah dan mendasarnya soal asylum di kalangan warga Indonesia (umumnya keturunan Tionghoa) di Amerika itulah yang membuat saya kini tercenung. Jika tidak mau menolong orang yang memang berhak, saya bersalah. Jika menolong orang yang sebetulnya tidak berhak, saya juga salah. Sejauh ini, memang telah banyak permohonan asylum warga Indonesia yang dikabulkan, meski banyak juga yang ditolak.

Manipulasi

Antara lain, inilah kisah yang membuat saya termangu. Meski permohonan asylum-nya telah ditolak, Anwar, seorang pekerja asal Pasuruan, Jawa Timur, bertekad tidak segera pulang ke Indonesia. Akibatnya, selama berbulan-bulan ia harus mendekam di penjara imigrasi Philadelphia, menunggu jadwal deportasi. Tadinya saya heran, sebagai muslim, nalar apa kiranya yang masuk akal buat dia dan keluarganya untuk "lari" dari Indonesia dan minta asylum Pemerintah Amerika Serikat?

Rupanya, entah karena terpaksa atau sengaja, konon ia merangkai cerita yang dianggap paling masuk akal buat menjustifikasi permohonan asylum-nya. Bahwa ia adalah anggota salah satu kelompok Islam yang dikejar-kejar di Indonesia. Celakanya, mungkin karena keluguannya, ia tidak tahu bahwa belakangan ternyata nama kelompok yang diakunya itu justru termasuk kategori "kelompok teroris" dalam daftar Pemerintah Amerika Serikat. Jadilah ia seperti tikus yang dengan sukarela mendatangi sendiri perangkapnya.

Istri Anwar yang belum lama menyusul dan tengah hamil tua amat shock mendapati gantungan hidupnya di negeri orang kini harus meringkuk di penjara. Ia pun melahirkan bayi secara prematur. Mengusung mimpi indahnya dari kampung, kini di Amerika, Khonik, si perempuan itu, hidup tanpa siapa-siapa, tanpa apa-apa, kecuali bersama si bayi dan anak pertamanya yang baru berumur tujuh tahun.

Tentu komunitas Indonesia di Philadelphia banyak yang mengulurkan tangan. Tapi, dengan keadaan mereka yang umumnya pekerja "non-status", siapa yang bisa sepenuhnya membantu tiga nyawa entah sampai kapan. Maka, ketika bayi merahnya baru berumur dua bulan, Khonik memaksakan diri bekerja di luar secara ilegal. Anak pertamanya diwanti-wanti supaya jangan sampai lalai menjaga si kecil.

Tapi, astagfirullah, betapa malang! Si bayi terjatuh hingga mengalami perdarahan di otak. Saking bingungnya, ketika ditanya petugas rumah sakit sehari berikutnya, penjelasan Khonik banyak yang tidak nyambung dengan fakta. Karena Khonik dianggap mencurigakan, polisi pun dihubungi. Dengan bahasa Inggris yang cuma "yes" dan "no", dalam interogasi itu omongan Khonik dianggap makin tidak keruan. Si bayi akhirnya diambil alih oleh pemerintah karena sebagai orangtua Khonik dinilai tidak becus mengurus anak. Beberapa minggu kemudian, perempuan yang "sudah jatuh tertimpa tangga" ini bahkan dijebloskan ke penjara kriminal kota Philadelphia dengan tuduhan melalaikan anak.

Mendengar cerita istri saya yang baru menyaksikan keadaan terakhir Khonik di penjara, hati saya tersayat-sayat. Apa yang kiranya akan dilakukan pemerintah kita untuk melindungi para warga seperti pelaku-pelaku cerita di atas. Juga terhadap pelaku cerita-cerita serupa lainnya, yang tidak cuma dua atau tiga? Baik ketika mereka berada di Tanah Air maupun ketika telah meninggalkannya demi perubahan nasib yang lebih baik. Makhluk seperti apakah "nasionalisme" bagi mereka?

Kekerasan Agama dan Etnis

Lalu, terlepas dari kisah kasus per kasus, apa artinya bahwa kekerasan agama dan etnis telah menjadi alasan paling masuk akal bagi begitu banyak warga kita yang mengajukan asylum di negara seperti Amerika? Salah satu jawabannya jelas bahwa hubungan antar-agama dan etnis yang selama ini diyakini sebagai suatu perekat primer kehidupan bangsa kita sesungguhnya kini dalam keadaan amat mencekam.

Maka, pujian diri soal toleransi dan keramahan Islam sebagai mayoritas yang sering dilakukan sebagian kiai itu tidak akan bisa diterima siapa pun kecuali oleh kelompoknya sendiri jika perusakan gereja masih terus terjadi, penyesatan kelompok lain terus lantang dikumandangkan, dan sebagai pemeluk keyakinan atau anggota etnis tertentu masing-masing pribadi tidak bisa aman dan bebas menjalankan keyakinan atau menyandang identitas dirinya. Konflik seperti terjadi di Poso lebih merupakan tengara kerapuhan ketimbang perkecualian situasi relasi sosial kita yang sesungguhnya.

Benar kata Isaiah Berlin dalam karya klasiknya, Four Essays On Liberty. Kemerdekaan negatif, "kemerdekaan dari" (freedom from), yakni absennya campur tangan pihak lain bukanlah kebebasan sesungguhnya. Ia pun tidak terlalu sulit ditegakkan. Sebaliknya, demi kemerdekaan hakiki, kemerdekaan positif, "kemerdekaan untuk" (freedom for), suatu kelompok sering merasa berhak menaklukkan kelompok lain dengan merampas kemerdekaan mereka. Banyak orang pun merasa sumpek bahkan teraniaya di negeri sendiri, seperti terpantul dari kisah-kisah asylum di atas. Karena itu, kemerdekaan positif harus selalu dikawal ketat oleh tata hukum yang kuat jika kemerdekaan yang sesungguhnya buat semua orang hendak diwujudkan.

Yang juga tercermin pada kasus asylum itu adalah betapa jika punya pilihan, kehidupan di negeri sendiri kini agaknya demikian tidak menarik bagi sebagian warga kita. Sebabnya jelas: pemerintah kita tidak berdaya dalam mengelola kehidupan sosial dan menjamin hak-hak rakyatnya. Para peminta asylum seumpama layang-layang yang terputus talinya. "Tertolak" di negeri sendiri, entah nasibnya di negeri seberang. Ia bagian dari potret wajah kegagalan negeri kita.

Di situ, alih-alih menjadi perekat, hubungan antar-agama dan etnis kini tampak sebagai guratan luka bangsa yang menganga.

Achmad Munjid
Kandidat Doktor Bidang Religious Studies, Temple University, Philadelphia, Amerika Serikat

Monday, May 14, 2007

Karena Politik, Tekanan Publik, dan Klenik

Lima menteri diganti, dua bergeser posisi. Ada yang mental karena politik, ada yang karena ditengarai korupsi. Yang sakit kabarnya dipertahankan karena alasan jampi-jampi.

MINGGU yang cerah dijelang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dua pekan lalu. Sembilan hole ia mainkan pagi itu di Padang Golf Halim, Jakarta Timur. Para sekondan mengelilinginya, antara lain Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Djoko Suyanto, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, dan Sekretaris Militer Mayor Jenderal Bambang Tedjo.

Bermain golf adalah sinyal baik dari RI-1 bagi orang-orang di sekelilingnya. ”Itu artinya Pak SBY lagi fresh, tidak ada masalah yang sedang dipikirkan,” kata Heru Lelono, anggota staf khusus Presiden yang mengetahui kebiasaan Yudhoyono.

Satu masalah memang telah diselesaikan Yudhoyono sehari sebelumnya: membongkar sebagian Kabinet Indonesia Bersatu. Ia sudah menetapkan lima anggota baru kabinet, yaitu Andi Mattalata, Muhammad Nuh, Jusman Syafii Djamal, Lukman Edi, dan Hendarman Supandji. Ia pun memindahkan posisi dua menteri lama, yaitu Sofyan Djalil dan Hatta Rajasa. Tujuh orang itu dipanggil secara bergiliran ke rumah pribadi Yudhoyono, di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, sepanjang Sabtu.

Menurut Heru Lelono, komposisi terakhir kabinet telah selesai disusun Presiden pada Sabtu malam. ”Jika belum, Pak SBY tidak mungkin main golf Minggu paginya,” ujar anggota staf khusus bidang otonomi daerah itu.

DI pagi yang sama, kegusaran justru melanda markas Partai Bulan Bintang di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Para politisi partai itu telah memperoleh kepastian bahwa Yusril Ihza Mahendra, ketua dewan syura mereka, dicopot dari jabatan Menteri-Sekretaris Negara.

Sudi Silalahi mengabarkan pencopotan itu pada Sabtu siang di ruang kerja Yusril. Kepada koleganya itu, Sudi menyatakan Presiden Yudhoyono menawarkan posisi baru sebagai duta besar di Malaysia. Tawaran itu kontan ditolak oleh Yusril (lihat ”Saling Potong di Ronde Terakhir”, Tempo, 13 Mei 2007).

Kabar itu lalu disampaikan Yusril kepada 10 kakak dan adiknya yang sedang berkumpul di rumah seorang kakak di kawasan Depok, Jawa Barat, Sabtu malam. Ibunda Yusril, Nurseha Sandon, 78 tahun, yang tinggal di Manggar, Belitung Timur, kebetulan sedang berada di situ. ”Yusril menyampaikan bahwa dia memang akan dicopot. Ibu bisa menerimanya,” kata Yusron Ihza, adik Yusril dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Ahad pagi, pengurus harian Partai Bulan Bintang segera menggelar rapat. Mereka memutuskan mempertanyakan keputusan Presiden. Apalagi, pada saat yang sama, mereka mendengar bahwa Abdul Rahman Saleh, Jaksa Agung yang diajukan partai itu pada 2004, juga dicopot.

Sepucuk surat untuk Presiden segera dibuat dengan terburu-buru—ada banyak salah ketik pada surat dua lembar itu. Ditandatangani oleh Ketua Umum Malam Sabat Kaban dan Sekretaris Jenderal Sahar L. Hasan, surat itu menegaskan bahwa Partai Bulan Bintang adalah satu di antara tiga partai politik yang sejak awal mengajukan pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla pada pemilihan presiden 2004.

Dalam surat itu disebutkan bahwa kader Partai Bulan Bintang menjadi ”garda terdepan” untuk menepis berbagai rumor tentang Yudhoyono dan keluarganya. Misalnya desas-desus yang menyebutkan Kristiani Herawati, istri Presiden, beragama Katolik serta kedekatan Yudhoyono dengan dunia klenik dan Amerika Serikat.

Mereka juga mengungkit pernyataan Yudhoyono kepada tim sukses dulu bahwa pemegang saham utama pasangan itu adalah Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. Menurut partai itu, kinerja Yusril, Kaban, dan Abdul Rahman di kabinet pun tak mengecewakan.

”Oleh karena itu kami meminta kepada Bapak Presiden agar ketiga kader terbaik yang telah dititipkan kepada Bapak untuk tetap dipertahankan. Atau bila Bapak Presiden memiliki pertimbangan lain, kami berharap Bapak menempuh langkah reposisi atau substitusi,” demikian tertulis dalam surat berkategori istimewa itu.

Salinan surat itu lalu dibawa Kaban, Yusron, dan anggota DPR, Ali Mochtar Ngabalin, ke Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka berharap Kalla bisa membantu mempertahankan posisi Yusril di kabinet. Ketua Umum Partai Golkar itu berjanji berusaha membantu. ”Tapi kami tidak banyak berharap, karena menurut Pak Jusuf, dia tidak banyak terlibat dalam penyusunan kabinet,” kata Yusron.

Menurut Sahar L. Hasan, surat untuk Yudhoyono dibawa Kaban yang dipanggil Presiden sebagai Menteri Kehutanan pada Ahad siang. Tapi usaha mempertahankan Yusril itu sia-sia. Bersamaan dengan keberangkatan Kaban ke Cikeas, ajudan Presiden telah sampai di rumah dinas Menteri-Sekretaris Negara. Sang kurir diminta mengantar tiga lembar surat pemecatan Yusril.

Melalui surat itu, menurut Yusron, Presiden menyatakan Yusril dicopot atas desakan publik. Guru besar hukum tata negara itu memang disorot karena dituding terlibat korupsi pengadaan alat pemindai sidik jari Departemen Kehakiman—posnya sebelum menjadi Menteri-Sekretaris Negara. Bersama Hamid Awaludin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yusril juga dikaitkan dengan skandal pencairan Rp 100 miliar duit Hutomo Mandala Putra dari Bank Paribas cabang London.

Di akhir suratnya kepada Yusril, Presiden berharap Partai Bulan Bintang tetap bekerja sama dengannya. Untuk itu, ia menawarkan pos duta besar untuk Yusron Ihza dan Zainul Bahar Noor, bekas Direktur Bank Muamalat yang kini aktif di partai itu. Selain itu, Presiden berjanji menempatkan Sahar L. Hasan pada ”pos yang tepat yang sedang dipikirkan”.

Sumber Tempo yang dekat dengan kalangan Istana menyebutkan desakan publik dalam pencopotan Yusril itu sekadar alasan formal belaka. Sebenarnya ada beberapa catatan negatif dari Presiden terhadap Yusril. Misalnya, kata sumber itu, selama ini banyak surat untuk Presiden yang nyangkut di kantor Sekretariat Negara.

Yusril juga dinilai Presiden tidak bisa bekerja dalam tim dengan para menteri lain. ”Yang dibutuhkan Presiden dari menteri kan tidak hanya kemampuan personal, tapi juga kerja sama tim,” kata sumber itu.

l l l


DEWAN Pertimbangan Presiden kabarnya juga berperan dalam pencopotan Yusril dan Hamid Awaludin. Para politisi PBB menyebut Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, dan T.B. Silalahi sebagai anggota Dewan Pertimbangan yang paling gencar memberikan saran pencopotan itu.

Buyung dan Sjahrir menolak memberikan konfirmasi soal itu dengan alasan saran untuk Presiden bersifat rahasia. Adapun Subur Budhisantoso, anggota lainnya, mengakui bahwa Yusril dan Hamid sempat dibahas dalam pertemuan internal Dewan Pertimbangan Presiden. Tapi, ”Kalau Anda dengar cerita itu, berarti ada kebocoran di Dewan Pertimbangan,” kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Pos yang ditinggalkan Yusril kemudian diisi Hatta Rajasa. Jabatan baru untuk bekas Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) ini disampaikan Sudi Silalahi kepada Soetrisno Bachir, ketua umum partai itu, pada Sabtu petang. ”Mas Trisno, Mas Hatta sudah tidak bisa lagi duduk di Menteri Perhubungan karena banyak disorot masyarakat. Tapi Mas Bambang (Yudhoyono) menyelamatkannya ke Sekretaris Negara,” kata Sudi seperti dituturkan sumber Tempo di PAN.

Soetrisno, kata sumber itu, tidak mempertanyakan pergeseran ini kepada Sudi. Ia hanya minta dipertemukan dengan Presiden sebelum perombakan kabinet diumumkan. Pengusaha asal Pekalongan itu kabarnya hendak melobi Yudhoyono agar Hatta, jika tetap digeser, ditempatkan di Kementerian BUMN, yang dinilainya lebih penting bagi PAN daripada Sekretaris Negara.

Tapi pos yang diharapkan Soetrisno Bachir itu sudah mantap dipercayakan kepada Sofyan Djalil. Anggota staf ahli Menteri BUMN di masa Tanri Abeng itu dianggap bisa mempercepat penjualan perusahaan-perusahaan milik pemerintah. Sehari sebelum dilantik, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu bahkan langsung berjanji akan mempercepat penswastaan BUMN.

Masalah privatisasi inilah yang rupanya menjadi pengganjal Sugiharto untuk tetap menjadi Menteri BUMN. Menurut seorang pejabat pemerintah, Sugiharto dicap selalu menentang penjualan perusahaan untung milik pemerintah. Ia kabarnya menolak hadir dalam rapat-rapat yang membahas masalah ini. ”Pak Sugiharto hanya mengirimkan wakilnya setiap kali ada rapat menteri ekonomi yang membahas privatisasi,” kata pejabat itu. ”Saya yakin ia diganti karena masalah ini.”

Sugiharto pun terpental. Partai Persatuan Pembangunan, partai yang dulu mengantarkannya ke kursi menteri, tak bisa menolong. Juga Partai Keadilan Sejahtera (PKS)—organisasi yang belakangan didekati Sugiharto. Sugi kabarnya ditawari menjadi duta besar untuk Inggris. Tapi, hingga akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda membantah ada bekas menteri yang diplot jadi duta besar.


Wakil Sekretaris Jenderal PKS Fahri Hamzah-lah yang pagi-pagi sudah bersuara keras menentang rencana pencopotan Sugiharto. Menurut PKS, Sugi sudah bekerja keras. Partai itu juga mempertanyakan mengapa menteri ekonomi lainnya tak terdengar akan digeser—meski menurut PKS kinerja mereka amat buruk. Santer terdengar PKS mempersiapkan dua kadernya jika reshuffle tim ekonomi dilakukan. Keduanya adalah anggota DPR, Zulkieflimansyah dan Irwan Prayitno. Zulkieflimansyah adalah doktor ekonomi lulusan Inggris dan kandidat Gubernur Banten yang kalah dalam pemilihan kepala daerah di sana belum lama ini.

Namun desas-desus itu dibantah Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta. ”Tidak, tidak ada nama, reshuffle sepenuhnya di tangan Presiden,” kata Anis. Irwan dan Zulkieflimansyah juga membantah. ”Tanyakan saja ke Presiden PKS, benar atau tidak berita itu,” kata Zul. Namun Anis tak membantah bahwa partainya memang geregetan dengan kinerja tim ekonomi. Terutama di sektor riil, ”Tim sekarang ini tidak memberi hasil apa-apa,” katanya.

Meski tak mendapat posisi di tim ekonomi, PKS bolehlah bersenang: tiga menterinya tak diganggu gugat dalam reshuffle kali ini. Mereka adalah Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari, serta Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Sebelumnya, Jumat dua pekan lalu, mereka harap-harap cemas menunggu kepastian dari Presiden. Hingga hampir tengah malam delapan orang petinggi PKS berkumpul di rumah ketua dewan syura partai itu, Hilmy Aminudin, di bilangan Cipinang, Jakarta Timur. Pertemuan itu digelar untuk menyiapkan argumen jika Presiden Yudhoyono berkonsultasi soal perombakan kabinet. Ada kabar, malam itu Presiden akan menghubungi Hilmy. Namun, hingga malam larut, Presiden tak juga menelepon. Hilmy belakangan hanya dikontak sekretaris pribadi Presiden, Kurdi Mustafa, yang menyampaikan pesan Yudhoyono agar mereka sabar menunggu.

Belum mendapat kepastian soal reshuffle, esok harinya delapan pemimpin teras PKS itu kembali berkumpul di rumah Hilmy. Hari itu teka-teki terjawab. Melalui Kurdi, Yudhoyono menyampaikan bahwa tiga menteri PKS tidak dicopot.

Presiden tampaknya tetap memerlukan dukungan PKS di DPR. Selain itu, selama ini, petinggi partai tersebut rajin menyambangi Yudhoyono. Setidaknya, ”Sekali dua bulan kami bertemu,” kata Ketua Badan Humas PKS Suryama M. Sastra. Terakhir, sebulan sebelum pengumuman, mereka bertemu di kediaman pribadi Yudhoyono di Cikeas. Kata Suryama, Kristiani, istri Presiden, turut repot menyuguhkan makanan kecil bila petinggi PKS berkunjung.


POS yang sempat diwarnai sengketa adalah Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Untuk mengganti Saifullah Yusuf, yang dicopot karena dianggap tak lagi memiliki basis politik, Partai Kebangkitan Bangsa menyorongkan dua nama, yaitu Ketua Umum Muhaimin Iskandar dan Sekretaris Jenderal Lukman Edi. Yudhoyono pun menunjuk Lukman—menjadikannya sebagai menteri termuda di kabinet ini (lihat ”Juragan Panci, Doktor Prancis”).

Penunjukan itu belakangan dipersoalkan Abdurrahman Wahid. Menurut Ketua Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa itu, Lukman Edi tidak mewakili partainya. Kata Gus Dur, Muhaimin Iskandar tidak pernah berkonsultasi dengannya tentang penunjukan Lukman sebagai menteri.

Sehari sebelum pengumuman reshuffle kabinet, Lukman Edi sebenarnya telah menemui Abdurrahman di rumahnya, di kawasan Ciganjur, Depok, Jawa Barat. Dalam pertemuan hingga menjelang tengah malam itu, Lukman ditemani Gubernur Riau Rusli Zainal. Mantan presiden itu pun sudah memberi restu kepada Lukman untuk masuk kabinet.

Penunjukan Andi Mattalata, Muhammad Nuh, dan Jusman serta Hendarman Supandji relatif lebih mulus. Andi merupakan satu di antara sepuluh nama yang disorongkan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono saat bertemu dengan Yudhoyono di Cikeas, akhir Oktober lalu. Menurut seorang sumber, Andi yang berasal dari Bugis itu pun dinilai pas untuk menggantikan Hamid, yang juga dari Sulawesi Selatan.

Meski begitu, tetap muncul ketidakpuasan dari Golkar. Pangkal soalnya, dari 10 nama yang diajukan Agung, hanya seorang yang ditunjuk. ”Itu artinya Presiden menganggap remeh kekuatan Golkar, partai yang memiliki kursi terbanyak di DPR,” kata Yuddy Chrisnandi, politisi muda yang namanya masuk daftar usulan Agung.

Dalam rapat pengurus pusat Partai Golkar, Selasa pekan lalu, Jusuf Kalla berusaha meredam kekecewaan partai itu. Ia meminta anggotanya bersyukur karena perwakilan Golkar di kabinet bertambah dengan masuknya Andi Mattalata. ”Lihat saja, partai-partai lain kan berkurang atau tetap,” katanya dalam rapat tertutup itu.Jusuf Kalla mengakui dirinya tidak dilibatkan dalam perombakan kabinet kali ini. ”Terus terang, pertimbangan itu langsung dari Presiden. Saya tidak akan memberikan pertimbangan kalau tidak diminta,” kata mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu. Perombakan kabinet itu pada akhirnya diumumkan Presiden di Istana Negara, Senin sore pekan lalu. Menurut Yudhoyono, ada 25 nama yang diusulkan kepadanya oleh kalangan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, gubernur, partai politik, dan profesional. ”Namun saya meminta maaf karena tidak dapat memenuhi permintaan itu,” kata Kepala Negara.

Yang menarik adalah Yudhoyono mempertahankan Menteri Dalam Negeri M. Ma’ruf, yang terserang stroke sejak akhir Maret lalu. ”Saya masih menunggu laporan akhir dari tim dokter kepresidenan yang bekerja sama dengan tim dokter yang merawat beliau di Singapura sekarang ini,” katanya.Mantan ketua tim sukses pasangan Yudhoyono-Kalla itu dirawat di Royal Suite 2 Rumah Sakit Mount Elizabeth. Di sana, ia ditemani istrinya dan seorang ajudan. Menurut karib Ma’ruf, Imam Zakir, pekan lalu Menteri Dalam Negeri itu sudah bisa berjalan ke kamar mandi. Dalam sebulan ke depan, ia diperkirakan bisa pulih dan masuk kantor.

Selain akibat stroke ringan, menurut Imam, sakit Ma’ruf disebabkan oleh ”kiriman” orang. Ia menyebutkan, satu meter di dalam tanah di bawah meja makan rumah dinas Menteri Dalam Negeri di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, ditemukan beberapa helai rambut, potongan tulang iga, dan rumput yang dibungkus dengan kain putih. Entah dari mana info tentang ”fosil bawah tanah” itu diperoleh. Juga tak jelas, bagaimana pula ”barang kiriman” itu kemudian dikeluarkan. Yang pasti, kata Imam, barang-barang itu sudah diambil ”orang pintar”. Diyakini dalam sebulan Ma’ruf bisa kinclong lagi. Itu sebabnya Presiden memberinya kesempatan bertahan di kabinet.

Budi Setyarso, Wahyu Dhyatmika, Sunariah, Wahyu Muryadi

Empat Hari Jantung Berdegup

Kamis 3 Mei 2007
SBY meminta semua menteri tidak meninggalkan Jakarta. Malamnya, tiga menteri koordinator dipanggil ke Cikeas.

Jumat 4 Mei 2007
Seusai salat Jumat, Presiden mengatakan sudah memperoleh laporan kesehatan semua menteri. Malam harinya, ia menggelar pertemuan dengan gubernur se-Indonesia.

Sabtu 5 Mei 2007
Sekitar pukul 11.00 WIB, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi menemui Menteri-Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra di kantornya untuk menawarinya pos duta besar di Malaysia.Sudi Silalahi menelepon Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid Awaludin. Ketika itu Hamid tengah berada di acara akad nikah kerabatnya. Hamid makan siang dengan Jusuf Kalla dan melaporkan kabar pencopotan itu.Menteri BUMN Sugiharto, Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf, dan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh juga dihubungi Sudi.Sofyan Djalil, Hendarman Supandji, dan Andi Mattalata datang ke Cikeas. Juga Hatta Rajasa, Jusman Syafii Djamal, Muhammad Nuh, dan Lukman Edi. Lukman mengaku pada Sabtu sore ditawari jabatan menteri melalui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.


Minggu 6 Mei 2007
Menteri yang tidak dicopot dievaluasi Presiden. Lima belas menteri dan Kapolri silih berganti datang ke Cikeas, sementara Panglima TNI dan sembilan menteri lagi datang ke Istana Negara keesokan harinya.

Kurie Suditomo
sumber:http://www.tempointeraktif.com/hg/mbmtempo/free/utama.html

HUMOR ANGGOTA DPR DAN LAPTOP

Created by : dea

Anggota DPR: "Mba, laptopnya salah."
Customer Service: "Salah gimana pak?"
Anggota DPR: "Laptopnya nggak mau hidup."
CS: "Sudah tekan tombol power pak?"
Anggota DPR: "Tombol powernya sebelah mana mba?"

****

Anggota DPR: "Mba, saya mau konek ke internet nggak
bisa, kenapa ya?"
Customer service: "Nggak bisanya kenapa?"
Anggota DPR: "Saya ketik www.playboy. com, gambarnya
nggak keluar."
Customer service: "Pesan errornya apa pak?"
Anggota DPR: "Nggak ada pesan error, pokoknya saya
ketik playboy.com di addressnya, nggak muncul gambar
sama sekali."
Customer service: "Bapak koneksi internetnya pakai
apa, dial up, hotspot?"
Anggota DPR: "Pakai gambar yang ada tulisan e
(maksudnya internet explorer)."
Customer service: "Maksudku, bapak langganan
internetnya pakai ISP apa, lalu cara koneksi
internetnya pakai dial-up atau hotspot, mungkin
settingnya ada yang salah."
Anggota DPR: "ISP itu apa sih mba?"
Customer service: "Wah ini sih 50 x 2 pak.."
Anggota DPR: "Apa tuh mba?"
Customer service: "CAPE' DEH!!"

******

Anggota DPR: "Mba' saya ingin daftar account di
yahoo.com kok nggak bisa ya?"
Customer service: "Nggak bisa kenapa pak?"
Anggota DPR: "Ada tulisan, paswort is nat long inof,
suld bi mor ten 8 karakter"
Customer service: "Itu maksudnya, password bapak
minimal 8 huruf."
Anggota DPR: "Oooo...oke deh.., saya coba dulu."
Anggota DPR: "Mba password minimal
delapan huruf itu delapannya pakai
angka 8 atau ejaan delapan?"
Customer service: "Maksudnya?"
Anggota DPR: "Saya suda tulis di kolom password
minimal 8 huruf, tapi bingung mau tulis delapannya,
pakai angka delapan atau ejaan huruf 'delapan'."
Customer service: "Ketik ini aja pak..C Spasi D."
Anggota DPR: "Apa tuh?"
Customer service: "CAPE' DEH !!!"

****

Anggota DPR: "Mba' kalau muter film di
laptop, gimana caranya ya?
CS: "Ada dvd playernya kan pak?"
Anggota DPR: "Sebelah mana tuh mba?"
CS: "Disamping kanan, pak. kalau di tekan tombolnya
nanti, piringan discnya keluar."
Anggota DPR: "Ooooo.... yang keluar
itu, piringan disc ya? Udah patah tuh kemarin."
CS: "Kok bisa patah?"
Anggota DPR: "Saya kira tempat buat naruh gelas
minuman."

******

Anggota DPR: "Komputer saya rasanya kena virus"
CS: "Virus apa tuh pak?"
Anggota DPR: "Kurang tahu juga, setiap mau cetak ke
printer, selalu ada tulisan kennot fain printer."
CS: "Itu mungkin salah setting pak."
Anggota DPR: "Settingnya udah bener kok, kemarin aja
bisa nyetak, tapi sekarang nggak bisa. Saya sudah
tunjukkin printernya di depan laptop, tetap aja dia
terus-terusan "searchng printer not found."
Kayanya webcamnya rusak, nggak bisa lihat printer."
CS: "Mendadak laper nih Pak, ingin makan tape.."
Anggota DPR: "Lho..kok begitu?"
CS: "TAPE DEH !!!!"

********

Anggota DPR: "Mba, kalau mau baca blognya si artist
anu dimana ya?"
CS: "Bapak cari aja di google."
Anggota DPR: "Tapi si artist anu nggak kerja di google
kok mba, saya tahu persis."

Capeeek deeehhh..... ......... .... !!!!