Thursday, July 05, 2007

Anak Buah Ba'asyir Gabung Jihad Melawan Pengemplang BLBI

2007-07-05 14:00:00

M. Rizal Maslan - detikcom

Jakarta - Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) sepakat bergabung dengan jihad gaya baru, yakni melawan obligor atau pengemplang Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang melarikan diri. MMI menjadi ormas Islam ke-15 yang mengumandangkan jihad gaya baru ini.

"Ormas-ormas Islam geregetan melihat kasus ini. Kita juga imbau hal serupa untuk melakukan jihad terhadap mereka. Supaya mereka mengembalikan dana pinjaman," cetus Sekjen MMI Fauzan Al Anshori kepada detikcom di sela-sela acara President Islamic di Gedung GPI, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2007).

MMI yang dipimpin alumni narapidana makar Abu Bakar Ba'asyir menilai, aset milik obligor tersebut harus diambil untuk kepentingan rakyat. Kemudian dipakai untuk subsidi pendidikan, kesehatan, korban bencana alam dan korban lumpur Lapindo.

Menurut Fauzan, pengambilalihan aset obligor BLBI harus segera dilakukan. Para obligor dianggap telah menipu negara dan rakyat, menggunakan dana pinjaman untuk dibawa lari ke luar negeri.

"Kalau ini diambil untuk rakyat, kan bagus. Tidak perlu cabut subsidi BBM. Bisa untuk ganti rugi korban lumpur Lapindo. Kita selama ini kan ditipu mereka," kata Fauzan.

Kalau mereka tidak bisa melunasi secara langsung, bisa mencicil. Misalnya dengan membangun rumah bagi korban bencana alam dan lumpur Lapindo. Pemerintahan SBY seharusnya bisa melakukan ini.

"Ini kan problemnya, ada saja orang-orang atau oknum pejabat kita yang melindungi mereka. Tapi ini harus dilakukan, karena rasa keadilan masyarakat sudah tersayat-sayat," tandas Fauzan.

KPK Gagal

Dalam kesempatan itu, Fauzan juga menyinggung kegagalan KPK memberantas korupsi. Menurut Fauzan, dengan anggaran Rp 600 miliar per tahun, KPK hanya bisa mengembalikan aset negara Rp 20 miliar.

"Sekarang ini ada pergantian (pimpinan) KPK. Mestinya yang dibutuhkan adalah mahkamah syariah, yang bisa memberikan sanksi hukum lebih berat kepada obligor. Seperti zinah yang dipotong tangan, harusnya korupsi dihukum mati," tandas Fauzan. (aba/sss)

Komentar:
1.Partai politik pada kemana yang mengaku nasionalis, wong cilik, pembela rakyat

2.Kita tunggu tanggal main dari jihad ini dan dukung penuh...

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/07/tgl/05/time/140015/idnews/801582/idkanal/10

No comments: