Thursday, August 16, 2007

Baitul Muslimin Pilih Demokrasi, Khalifah Absurd & Utopis

2007-08-16 04:43:00

Arfi Bambani Amri - detikcom
Jakarta - Siapa khalifah sejagad? Jelas saja konsep khalifah itu absurd dan utopis. Sementara konsep demokrasi nyata dan justru lebih sesuai dengan Islam.

"Secara teologis, demokrasi (musyawarah dan penggunaan angka-angka) itu berasal dari syariat Islam, bukan produk asli pemikiran di Barat," ungkap Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq dalam pernyataan tertulis hasil jumpa pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Lenteng Agung No 99, Rabu (15/8/2007).

Hamka berdalil, dalam hukum Islam (ushul fiqih), dikenal ijma' (kesepakatan orang banyak) sebagai sumber ketiga setelah Al Qur'an dan Al Sunnah. "Hasil ijma' dipandang lebih kuat dan lebih layak diamalkan ketimbang hukum menurut perorangan," kata Hamka.

Jika dirunut sejarah, pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW, tokh Tuhan membiarkan umat Islam memilih sendiri khalifah penerus secara demokratis. "Tuhan tidak menurunkan wahyu untuk menunjuk langsung pengganti beliau untuk memimpin umat," ujar Hamka.

Jadi, menurut Hamka yang memimpin ormas underbouw PDIP itu, umat Islam sebaiknya jangan apriori menolak segala sesuatu yang dianggap berasal dari Barat. Demokrasi sebagai kedaulatan rakyat, hendaknya jangan diperhadapkan dengan konsep kedaulatan Tuhan.

"Sebab, rakyat atau manusia ini juga ciptaan Tuhan, sehingga kedaulatan manusia, adalah berarti Tuhan memberikan anugerah berupa potensi untuk berkehidupan yang layak. Ketika mereka tidak mampu menyelesaikan masalah secara sendiri, maka mereka hendaknya menempuh jalan musyawarah," imbuh Hamka.

Lagipula, jika konsep khalifah kembali ingin diterapkan, bagaimana caranya? Lalu siapa yang berhak menjabatnya?

"Bangsa Arab pasti berkelahi tiada habisnya soal klaim sebagai keturunan Quraisy keluarga Nabi. Jika term "Quraisy" diartikan sebagai suku bangsa yang kuat, maka setelah Islam tersebar ke Eropa, Amerika, Jepang, India, Cina yang lebih kuat dari segi keilmuan, ekonomi dan militer, semuanya pun berhak mengklaim posisi Khalifah," kata Hamka.

"Belum lagi, Indonesia sebagai negara terbesar jumlah umat Islam di dunia, tentu jauh lebih berhak," tandas Hamka menutup pernyataannya. (aba/aba)

(news from cache) - Reload from Original

http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/08/tgl/16/time/044356/idnews/817833/idkanal/10

No comments: