Wednesday, August 15, 2007

Rumah Pejabat Garut Diserang Puluhan Satgas

GARUT, (GM).-
Sekitar 50 orang kelompok massa berseragam satuan petugas (satgas) sebuah partai politik, Selasa (14/8) sekira pukul 14.00 WIB merusak rumah milik Anton Heryanto, mantan Kasi Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Garut.

Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dan kerusakan rumah pun tak terlalu parah. Kendati demikian, peristiwa tersebut dinilai sejumlah kalangan sebagai bukti suasana Garut tetap memanas, pasca penahanan Bupati Garut Agus Supriadi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa waktu lalu.

Menurut Anton, ia baru sekitar lima menit berada di rumahnya sepulang dari kantor. Tiba-tiba rumahnya di Kompleks Cempaka Indah, Jln. Gatot Soebroto 132 Kec. Karangpawitan itu, disatroni sekitar 50 orang berseragam hitam-hitam. Massa tiba di rumahnya dengan dua kendaraan pick-up Mitshubisi T 125 SS sambil melakukan perusakan. Pintu pagar rumah rusak dijebol dan kaca rumah di lantai dua pun pecah terkena lemparan batu bata.

Anton saat itu tidak berani keluar rumah untuk melihat aksi para pengepungnya. Selain Anton, di dalam rumah tersebut ada istri, anak, dan pembantunya. Saat ditanya, Anton mengatakan tidak tahu sama sekali motif penyerangan yang dilakukan massa dari satgas sebuah partai tersebut. "Saya juga tak tahu, kenapa mereka menyerang rumah saya. Saya tak berani keluar rumah melihat orang pada beringas. Teriak-teriak, anjing keluar! Segala macam begitulah," katanya.

Friksi

Penyerangan tersebut tak berlanjut setelah polisi datang ke lokasi. "Kalau kerugian sih memang tak seberapa. Tetapi secara psikologis...," ujar Anton sambil menghela napas. Beberapa saat setelah aksi penyerangan, Ketua DPC PDIP Garut, Memo Hermawan dan Kapolres Garut, AKBP Eko Budi Sampoerno secara bersamaan datang menemui Anton.

Ketiganya langsung menjauh dari kerumunan orang dan sempat terlibat pembicaraan serius. Anggota DPRD Garut dari Fraksi Partai Golkar, Offie Firmansyah juga tampak datang ke lokasi kejadian. Wakil Ketua I DPC PDIP, Dudu Abdullah pun terlihat di tempat kejadian perkara. Kapolres menduga, peristiwa tersebut kemungkinan karena adanya friksi antara petinggi DPC PDIP Garut dengan Anton, terkait situasi politik di Garut yang masih panas. Menurutnya, penyerangan dipicu adanya informasi bahwa Anton berencana menggerakkan kelompok jaringan desa untuk "menggoyang" petinggi PDIP Garut.

Ditanya kemungkinan penangkapan terhadap para pelaku penyerangan, Kepolres mengatakan, belum akan dilakukan. "Lebih baik kita saling menjaga agar Garut kondusif. Tetapi kita sudah mencatat nomor kendaraan dan telah ada kontak dengan Ketua PDIP bahwa kendaraan tersebut akan diantar ke polres," katanya. (B.117)**

No comments: