Friday, August 03, 2007

Politik Cica Menggoyang Citra Presiden


Cover GATRA Edisi 38/2007 (GATRA/Tim Desain)Mantan Wakil Ketua DPR Zaenal Ma'arif dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono baku lapor ke Polda Metro Jaya. Zaenal mengaku tidak pernah memfitnah SBY. Justru langkah SBY melaporkan dirinya itu, kata Zaenal, telah mencemarkan nama baiknya. "Seolah-olah saya telah melakukan fitnah," tuturnya.

Hari Minggu sebelumnya, SBY memang datang ke Polda Metro Jaya. Didampingi istrinya, Kristiani Yudhoyono yang akrab disapa Ibu Ani, SBY melaporkan Zaenal yang dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Pencemaran itu terkait rencana Zaenal membeberkan bukti bahwa SBY pernah menikah sebelum masuk Akademi Militer (dulu Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indionesia --Akabri) pada 1970. Zaenal menyatakan rencananya itu lewat media massa, usai mendengar kabar bahwa presiden mengesahkan pergantian antar-waktu (PAW) atas dirinya, 24 Juli lalu.

Baku lapor antara SBY dan Zaenal ini dipicu persoalan PAW Zaenal, yang diusulkan Partai Bintang Reformasi (PBR), tempat Zaenal bernaung. Usul PAW itu disahkan presiden pada 24 Juli lalu, lewat surat Keputusan Presiden RI Nomor 60/P Tahun 2007. Surat itu menetapkan peresmian pengangkatan antar-waktu Junisab Akbar menggantikan Zaenal.

Merasa dizalimi, Zaenal kemudian melakukan perlawanan. Menurut Zaenal, jika PAW dirinya dilakukan atas dasar poligami, maka SBY pun pernah melakukan hal itu. Dari sinilah tudingan bahwa SBY pernah menikah sebelum masuk Akabri muncul.

Menurut versi Zaenal, bukan dirinya sendiri yang mengatakan hal itu. Dia menemukan peryataan itu dari sebuah media massa terbitan 18 September 2004. Berita itu berjudul "Hartono: SBY Harus Jelaskan Kabar Punya Anak Saat di Akabri". Berita itu dia temukan sekitar enam bulan lalu.

Langkah Zaenal membawa masalah pribadi SBY dalam ranah perlawanan politik akhirnya memang menuai kecaman. Kolega Zaenal di PBR, Ade Daud Nasution, pun mengecam. Menurut Ade, tindakan itu tidak bermartabat. "Jangan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," katanya.

Sementara itu, anggota DPR dari Fraksi Golkar Yuddy Chrisnandi mengatakan, Zaenal hendaknya tidak melakukan politisasi masalah poligami. "Kasihanilah rakyat yang terbebani lagi pikirannya dengan isu-isu yang tidak perlu," kata Yuddy, seraya meminta presiden juga tidak bereaksi berlebihan atas isu tersebut.

Namun Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai langkah hukum yang dilakukan SBY sangat tepat. Di alam demokrasi seperti ini, tindakan yang mengedepankan hukum adalah suatu keharusan. Ini yang membedakan dengan masa lalu. Menurut Jusuf Kalla, dengan tindakannya itu, di masa lalu Zaenal Ma'arif bisa langsung ditangkap aparat.

Jenderal (purnawirawan) R. Hartono, yang namanya disebut-sebut Zaenal sebagai pihak pertama yang membuka rahasia perkawinan SBY itu, juga berencana menuntut Zaenal. Hartono mengatakan, dalam berita yang dikutip Zaenal itu, ia justru ingin menyatakan tidak percaya isu bahwa SBY pernah menikah. Sebagaimana dikutip detik.com, 18 September 2004, R. Hartono mengatakan, "Mengenai kabar yang menyatakan bahwa SBY telah memiliki istri sebelum dengan Ibu Kristiani, saya sudah lama mengetahuinya. Tapi, dengan kepribadian beliau, saya tidak percaya."

Toh, pintu bagi Zaenal lolos dari jerat hukum belum tertutup. Setidaknya, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menganjurkan untuk islah (damai). Caranya, Zaenal meminta maaf kepada SBY. Atas tawaran islah itu, Zaenal mengaku siap melakukannya.

M. Agung Riyadi
[Laporan Utama, Gatra Nomor 38 Beredar Kamis, 2 Agustus 2007]

No comments: