Thursday, September 20, 2007

Gus Dur Bisa Munculkan Huru-hara Politik Baru

2007-09-20 09:06:00
Ikut Pilpres 2009
Jakarta - Mandat sejumlah kiai sepuh kepada Gus Dur untuk maju dalam Pilpres 2009 menuai kritik. Apa yang bisa ditawarkan Gus Dur kepada rakyat Indonesia? Jangan-jangan hanya memunculkan huru-hara baru.

Sebab situasi sekarang berbeda dengan kondisi saat ketua Dewan Syuro PKB itu maju menggantikan BJ Habibie.

Saat itu pengaruh Gus Dur sebagai tokoh bangsa masih sangat besar di mata masyarakat Indonesia. Namun pengaruh tersebut sedikit demi sedikit mulai terkikis ketika dia berkuasa sebagai Presiden RI keempat.

Jika Gus Dur maju lagi dalam pilpres 2009, orang akan mengalami de javu, balik ke situasi yang pernah dialami.

Saat masih menjadi tokoh alternatif dan belum pernah mencicipi kursi RI 1, menurut peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Isra Ramli, orang mengakui Gus Dur mampu menyatukan berbagai kalangan. Bahkan mampu menarik simpati.

Namun setelah berada di kekuasaan, Gus Dur tampil dengan dominasi dan hegemoni yang sangat eksesif (mau menguasai sendiri).

"Dan itu kemudian tidak diterima orang-orang yang merasa Gus Dur jadi presiden karena mereka. Mereka kemudian membuktikan Gus Dur tidak sehebat yang dikira," tutur Isra kepada detikcom, Kamis (20/9/2007).

Meski komitmennya menjaga pluralisme diwujudkan, banyak pihak yang kecewa. Lewat Poros Tengah, para elit politik itu pun sepakat menjatuhkan Gus Dur.

Nah, saat kembali berada di luar kekuasaan, pengaruh Gus Dur tidak seperti saat dia belum menjadi presiden.

"Karena itu peluang Gus Dur sangat kecil. Bahkan survei yang pernah dilakukan kami, peluangnya sama sekali tidak ada. Apalagi konsern publik saat ini pada peningkatan kesejahteraan," ujar dia.

Isu yang diusung saat ini adalah masalah ekonomi yang menyangkut kesejahteraan masyarakat.

"Nah, yang mau ditawarkan Gus Dur nanti apa. Orang akan melihat Gus Dur hanya akan membuat huru-hara politik baru. Dan, dari segi ekonomi dia tidak kompeten. Jadi dari segi demand, dia bukan pemimpin yang pas untuk saat ini," katanya.

Tidak hanya Gus Dur, peluang Megawati Soekarnoputri pun kecil. Karena kualitas kedua tokoh ini sudah terbukti saat berkuasa. Keduanya dianggap cepat mengempiskan harapan masyarakat.

"Kalau pun mau dinaikkan tokoh lama, kalau bisa yang belum pernah berkuasa. Yang sudah pernah sudahlah," pungkas Isra. (umi/nrl)

http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/20/time/090643/idnews/832184/idkanal/10

No comments: