Monday, September 03, 2007

Konflik PDIP Cirebon Memanas

Rumah Ketua DPC Dirusak Massa

CIREBON, (PR).-
Rumah Dinas Wali Kota Cirebon Subardi, S.Pd. dan Wakil Ketua DPRD yang juga Ketua DPC PDIP Kota Cirebon, Edi Suripno, dirusak massa yang berjumlah sekitar seratus orang pada Minggu (2/9), kira-kira pukul 16.30 WIB.

KEPALA Satpol PP Kota Cirebon Drs. Sabar Simamora menunjukkan kaca pintu rumah dinas Wakil Ketua DPRD Edi Suripno yang pecah dirusak massa PDIP, Minggu (2/9) sore.*ANI NUNUNG/”PR”

Akibatnya, kaca pintu depan rumah Edi Suripno di Jln. K.S. Tubun No. 41 Kota Cirebon pecah berantakan dilempar batu, paving block, dan bambu.

Menurut petugas Satpol PP, Suradi dan Suhendra, yang hari itu piket di rumah dinas Edi Suripno, lima orang petugas berupaya menjaga pintu gerbang. Namun, massa melempari rumah dari luar pagar.

"Awalnya, mereka menanyakan Pak Edi, lalu saya jawab tidak ada, sedang keluar. Tiba-tiba mereka langsung masuk dan melakukan perbuatan anarkis. Mereka melempari dengan batu, membawa kayu. Keluarga Pak Edi yang di dalam ketakutan dan tidak berani keluar. Kami pun berupaya mencegah, namun jumlah mereka sangat banyak. Tapi, tidak sampai masuk rumah. Setelah memecahkan kaca mereka bubar," ujar Suhendra.

Aksi massa PDIP yang menolak putusan DPP PDIP yang menunjuk Subardi untuk kembali diusung dalam Pilkada 2008 mendatang, berlangsung singkat. Usai melempari rumah Edi Suripno, massa bergerak cepat menuju rumah dinas Wali Kota Cirebon.

Sekitar 10 menit massa yang datang tiba-tiba, hanya merusak pagar besi rumah dinas wali kota di Jln. Siliwangi hingga kunci gemboknya jebol. Massa juga sempat melemparkan keranda mayat dan tiga buah bendera PDIP dengan tiangnya, ke halaman rumah dinas wali kota. Namun, karena jarak pagar dengan bangunan rumah cukup jauh, lemparan bambu dan keranda tidak sampai menjangkau bangunan rumah. Massa kemudian kabur dengan menggunakan sejumlah mobil dan sepeda motor.

Saat kejadian, baik Subardi maupun Edi Suripno, sedang tidak berada di rumahnya. Namun, kejadian tersebut membuat keluarga keduanya panik. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan, petugas pengamanan menyiapkan proses evakuasi terhadap keluarga dua pejabat publik tersebut. Namun, massa keburu pergi, dan keadaan cepat terkendali.

Anggota polisi saat itu justru terkonsentrasi di Sekretariat DPC PDIP Kota Cirebon di Jln. Cipto Mangunkusumo. Pasalnya, rencana sebelumnya massa akan menduduki kantor tersebut.

Laporkan ke polisi

Tidak lama setelah itu, Edi Suripno pun datang ke rumahnya. Dia bersama ratusan anggota dan kader PDIP datang ke rumahnya dengan menggunakan sepeda motor. Edi sendiri saat kejadian, sebenarnya tengah menunggu kedatangan kelompok massa tersebut di Sekretariat DPC PDIP.

"Ini sudah anarkis, tidak bisa dibi-arkan," tutur Edi sambil mengamati jendela rumahnya yang pecah.

Setelah itu, dia mengumpulkan kayu dan batu serta paving block yang berserakan di rumahnya sebagai barang bukti dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Cirebon.

Kepada sejumlah wartawan, Edi Suripno menjelaskan, tindakan yang diduga dilakukan oleh massa dari kelompok Ketua PAC Lemahwungkuk Hartoyo, merupakan pelanggaran berat. Menurut Edi, selain perbuatan pidana juga aksi demonstrasi menyalahi aturan, tidak ada pemberitahuan ke polisi, dilakukan saat hari libur, dan sasaran aksi rumah dinas.

Selain itu, Edi menandaskan, partai akan bersikap tegas. Aksi demonstrasi berulang kali ke Sekretariat DPC PDIP, pembakaran surat rekomendasi, dan terakhir perusakan rumah dinas masuk dalam pelanggaran berat.

"Partai sedang memproses kejadian ini termasuk otak intelektual di balik aksi ini, sanksinya sangat berat berupa pemecatan. Saya sudah lapor ke DPD Jabar, kami tidak akan membalasnya dengan aksi serupa. Kami hanya ingin penegakan hukum dan menegakkan panji-panji partai. Mengenai rekomendasi, keputusannya sudah final. DPP sudah jelas menetapkan Subardi selaku calon Wali Kota Cirebon dari PDIP untuk Pilkada 2008," ujar Edi.

Sementara itu, Ketua PAC Lemahwungkuk Hartoyo yang disebut-sebut memimpin aksi massa, saat dihubungi melalui telefon selulernya mengungkapkan, tindakan pelemparan tersebut merupakan aksi spontanitas rekan-rekannya, karena marah atas tindakan Edi Suripno yang dinilainya hendak mengadu sesama anggota PDIP.

"Sebelum bergerak menuju ke Sekretariat DPC PDIP, kami kan survei dulu. Ternyata, Edi Suripno sudah mengumpulkan massa di situ. Makanya, daripada terjadi pertempur-an di sekretariat, akhirnya kami menuju rumah Edi Suripno dan Subardi. Saya sendiri sudah berupaya menghalangi rekan-rekan yaang marah untuk tidak berbuat kerusakan, namun karena mereka sudah telanjur marah, tidak bisa saya larang," kata Hartoyo.

Tak konsisten

Hartoyo bahkan menilai kondisi Kota Cirebon yang tidak kondusif itu justru dipicu oleh sikap Edi Suripno yang tidak konsisten. "Semula dia menyatakan Subardi tidak layak, kemudian malah mendukung Subardi. Kemarin, dia menjanjikan akan menerima kami di sekretariat, namun malah mengumpulkan massa di situ. Ini kan sama saja de-ngan hendak mengadu sesama anggota PDIP," katanya.

Hartoyo bahkan menduga, ada permainan uang di balik keputusan DPP yang menunjuk Subardi untuk diusung kembali dalam Pilkada 2008 . Sementara itu, Wali Kota Cirebon Subardi enggan memberikan komentar, dengan alasan dirinya belum mengetahui secara jelas kejadian tersebut.

Subardi menjanjikan, Senin (3/9), dirinya siap memberikan keterangan pers menyangkut tindakan massa dan sikap yang akan diambilnya.

Kapolresta Cirebon AKBP Edison Sitorus menyatakan, tindakan perusakan tersebut sudah termasuk kategori tindakan kriminal. Pihaknya akan meminta keterangan dari saksi mata untuk menjerat para pelaku perusakan.

"Kami tentu akan bertindak tegas atas tindakan massa yang sudah melakukan perusakan. Sementara ini petugas masih mengumpulkan bukti-bukti dan meminta keterangan saksi petugas pengamanan yang kebetulan bertugas mengamankan dua rumah dinas itu. Begitu data terkumpul, pelaku bakal kami amankan," katanya. (A-92)***

No comments: